Semua Bab Istri Muda Untuk Suamiku: Bab 101 - Bab 110

Ini sakit baginya, tetapi tidak bisa bertindak. Dia harus menerima dengan lapang dada konsekuensi dari perbuatannya.Gelap malam berangsur hilang berganti warna jingga pertanda Fajar menyapa. Kokokan ayam saling bersahutan, bagai irama wajib mengawali hari.Embun di setiap pokok daun mulai mengering. Ketika cahaya mentari pagi menerpa, hangat dan menyehatkan.Sepasang anak manusia yang terikat dalam ikatan yang halal. Masih setia berada dalam selimut.Pertempuran keduanya dari siang kemarin hingga semalam. Telah menguras banyak tenaga hingga mereka sangat kelelahan.Nana menggeliat saat cahaya terang sang surya tak mampu dihalau tirai berbahan tebal itu. Menimpa tepat di kedua mata indahnya, menyilaukan. Dia masih dalam posis

“Semoga kebahagiaan menyertai hidup kalian.” Doa Bi Siti sebelum meninggalkan tempat persembunyiannya. Bella meremas nota pembayaran hotel yang dia dapat dari saku celana yang dikenakan Burhan.Burhan sudah pulang tiga puluh menit yang lalu. Selesai mandi pria itu segera menemui istri pertamanya.Hanya sedikit berbasa-basi dengannya. Perihal kondisi kehamilan, sama sekali tidak peduli  pada perasaannya. Semalaman tidak tidur menunggunya pulang.Bella memeluk celana yang masih menyisakan aroma tubuh maskulin. Pria yang telah berhasil mengambil hatinya.Hatinya teremas saat tahu kedua orang itu tidak pulang semalaman. Hanya untuk menghabiskan waktu bersama di hotel mewah. Dan tidak ingin diganggu

“Si*l, pasti mereka sengaja mempermainkan Aku. Mereka seperti sudah tau Aku ikuti, lebih baik pulang saja,” gumam orang itu. Membelokan sepeda motornya menuju arah jalan pulang.Burhan menyadari si penguntit telah mengibarkan bendera putih. Memilih jalan arah rumah, meski sedikit lebih jauh. Karna rute yang berbeda dari biasanya.Nana mengirim pesan pada Bi Siti untuk menyediakan mereka makan malam. Wanita itu kehilangan nyali untuk makan diluar.Pukul sembilan malam mereka sampai dirumah. Tanpa mandi terlebih dahulu hanya mencuci tangan. Ketiganya menyerbu meja makan, melahap semua yang terhidang seperti orang yang lama tidak makan.“Abang bisa menebak siapa kira-kira orang itu.” Bella duduk bersisian dengan pria yang bergelar suami itu.

Jiwa ingin tahunya meronta ingin melihat foto siapa itu. Burhan memperhatikan seksama siapa sosok di dalamnya.Anak kecil itu mirip Nana, jika ini benar Nana lalu wanita dewasa yang menggendongnya Nana kecil itu siapa?.Burhan tahu seperti apa wajah mama Rahayu. Meski hanya potret cukup untuk dia mengenal raut ibu mertuanya.Burhan mengibas-ngibaskan selembar Foto lama itu. Dengan pikiran entah berada dimana.Tanpa disadari Nana telah duduk dan merebutnya dari tangan suaminya.“Abang.” Nana mendelik tidak terima atas kelancangannya.“Katakan dia itu siapa,” tanya Burhan dengan sedikit penekanan.“Di-dia Ma

“Tunjukan dimana alamatmu, Aku akan mengantarmu,” ujar Burhan yang telah duduk dibangku kemudi.“Dijalan A,” sahut Tary pelan. Dia memang sengaja memberi tahu alamat Maya. Agar tidak perlu ada banyak kebohongan lagi.Gadis itu sangat terkesan pada Burhan. Dia ingin selalu berada didekatnya.Maya telah menyewa sebuah rumah untuk menunjang sandiwara mereka. Tapi Tary merasa itu tidak perlu, lebih dekat lebih baik.“Baiklah, orangku akan mengikuti kita dari belakang membawa mobilmu,” terang Burhan.Dia baru menyadari bahwa alamat yang disebutkan gadis itu sama persis dengan alamat kompleks rumahnya. Namun, dia tidak pernah melihat gadis ini sebelumnya.