“Kau sudah basah. Masih ingin menolak?” Suara Abihirt terdengar parau, seksi, selalu seperti itu. Selalu sanggup merayunya sekadar tidak mengatakan apa – apa, tetapi hasrat menerima setiap detil sentuhan yang menambahkan gairah di balik hubungan mereka. “Abi,” panggil Moreau sarat nada waspada menyadari bagaimana Abihirt sengaja mencelupkan telunjuk pria itu ke dalam tubuhnya. Dengan gerakan begitu tentatif, dia mengerti bahwa suami Barbara sengaja membuat respons tubuhnya kewalahan. Pria itu ingin dia memohon, lalu menyerahkan diri untuk disantap sebagai hidangan lezat. Abihirt benar – benar tahu bagaimana membuat hubungan mereka tampak penuh ketertarikan. Agresifitas. Semuanya. Sekarang Moreau ingin pria itu menghadapi dorongan lebih besar. “Sekarang giliranku, Daddy,” ucapnya sembari menjalankan ujung jari – jari tangan menyentuh permukaan dada di balik kemeja yang pria itu kenakan. Ada sedikit harapan, setidaknya, ketika Moreau menyadari Abihirt m
Terakhir Diperbarui : 2025-04-19 Baca selengkapnya