LOGINBetapa Moreau terkejut mendapati pria itu ada di hari pernikahan ibunya sebagai mempelai laki-laki. Seseorang yang dia ketahui: baru saja terlibat ke dalam hubungan satu malam bersamanya di hotel mewah. Dia cukup menyesal ketika datang terlambat ke pernikahan Barbara—hanya terpaku, setelah tidak bisa menyangkal pada satu hal. Ayah tirinya. Pria tampan, kokoh—dengan maskulinitas mencuak, adalah Abihirt yang di satu sisi selalu menyerahkan perasaan tak terduga di benak Moreau. Dia tidak tahu apakah sanggup menghindar, tetapi pria itu memiliki tekad tak terelakkan. Moreau yakin ajakan untuk menjadi simpanan merupakan bagian paling mencolok dari daftar keinginan Abihirt, dan pria itu akan secara perlahan mendapatkan apa pun keinginannya.
View More“Satu gelas lagi.”
Moreau telah menghadapi pelbagai desakan buruk sepanjang hari. Mantan kekasihnya secara sepihak mengambil pilihan untuk mengakhiri hubungan mereka. Dia sudah meminta alasan pasti sejak momen menyedihkan tersebut, tetapi Froy dan tatapan marah pria itu jelas – jelas menolak bicara. Ironi sekali. Besok merupakan hari pernikahan ibunya yang Moreau sendiri tidak tahu seperti apa rupa dari sang mempelai pria. Mereka tidak dikenalkan. Ibunya merencanakan kebutuhan diam – diam. Bahkan ada begitu banyak tekanan lain untuk meninggalkan bercak serius, yang terasa seperti melubangi jantung Moreau dengan hujaman. Dia hampir putus asa memikirkan segala hal. Beberapa saat lalu memutuskan pergi ke sebuah bar diliputi niat ingin menenangkan diri. Gaun merah mencolok begitu sempurna di tubuh langsing Moreau. Di depan meja bar, dia hanya duduk sendirian. Memandangi beberapa gelas kosong—wine telah tandas tak bersisa. Demikianlah, tenggorokannya seperti abu dengan sisa – sisa kebakaran. Benar – benar gersang. Moreau tidak pernah mengira bahwa dia akan segera mabuk. Ya, dia mulai mabuk. Seseorang membantunya untuk melangkah. Namun, Moreau tak pernah mengira akan menghadapi satu momen bersama seorang pria. Sebuah tangan liat menyentuh di pinggulnya, hingga aroma maskulin sepaket dengan bau alkohol yang menyengat, perlahan menyeruak terasa seperti siraman menyenangkan. Bagian paling ekstrim dari malam ini setelah mobil berhenti di sebuah gedung tinggi, dan mereka melewati lift ... adalah sayup – sayup suara ranjang berderak. Puncak kepala Moreau membunyikan sirine bahaya. Sayang sekali, dia tak berdaya ketika sentuhan mulut seseorang memagut intim di bibirnya. Sesuatu terasa hangat. Moreau menggeliat saat ujung jari yang kasar itu bergerak menurunkan tali dress di garis bahu, gerakan yang secara tidak langsung memberi pria tersebut—siapa pun dia, peluang untuk melucuti kain merah yang dilengkapi busa di bagian dada menjadi gulungan tebal di pinggul. “Hentikan!” Moreau melenguh panjang merasakan genggaman mantap dan lidah yang bergerak basah di sekitar payudaranya. Sebagian naluri yang dia miliki mencoba untuk mengambil kendali dengan menyerahkan dorongan – dorongan pasti. Namun, Moreau masih tak berdaya dan malahan terdiam ketika mendapati rambut bertekstur halus meliputi ruas – ruas jari tangannya. Siapa pria ini? Dia bertanya – tanya bingung. Kembali menggeliat saat menghadapi bagian terakhir yang terjal. Tangan itu telah merenggut dalaman satin merah, meninggalkan begitu banyak hal yang tidak dapat Moreau hindari. Dia menengadah putus asa merasakan pria itu bergerak. Barangkali sedang melucuti kain – kain di tubuh sendiri. Pening makin menyergap Moreau. Dia tersentak ketika menghadapi pelukan hangat. Sementara kecupan – kecupan ringan di ceruk lehernya meninggal jejak panas tak tertahan. Tangan Moreau tanpa sadar menyentuh bahu lebar pria asing ini. Kedua kakinya telah dibuka lebar. Sesuatu yang besar dan kokoh berusaha mendesak ke dalam celah lembab di tubuhnya. Moreau meringis. Kenyitan dalam perlahan membuat pria itu berhenti. Hanya sebentar, kemudian hasrat membakar dari kebutuhan liar itu telah mengambil peran. Dorongan tentatif memenuhi tubuh Moreau. Dia ingin mengutuk diri sendiri. Betapa bodoh, telah menyerah pada seorang pria tak dikenalnya. Sisi tangguh pria itu bahkan semakin tak terkendali. Moreau merasa ... dia hampir tenggelam setelah dengan perlahan tergerus—lalu bergetar di bawah kurungan tubuh kekar. Pandangannya mulai semakin buram, dan bagian terakhir yang dapat Moreau pikirkan hanya; menyayangkan dalam satu malam, dia telah melakukan sepetak kemunduran."Bagaimana caranya?” mantan suami Barbara bahkan bertanya sarat nada bicara, yang cenderung berbisik sembari mengatur posisi mereka lebih dekat.Moreau bisa merasakan pelukan itu. Lengan Abihirt benar – benar hampir bertaut di pinggulnya.“Lore setidaknya harus terbangun di sampingmu,” dia menambahkan. Tidak tahu bahwa prospek tersebut akan membuat sebelah alis Abihirt terangkat tinggi.“Maksudmu, aku harus menemani Lore tidur sepanjang malam?”Nada bicara Abihirt terdengar ragu. Bisa Moreau pastikan akan ada penolakan. Dia berdecak sambil mengacak rambut gelap di sana. Tidak pernah sadar tangannya akan berpindah dengan cepat.“Hanya satu malam, Daddy. Jangan bersikap berlebihan. Kau ingin putrimu memaafkanmu atau tidak?” dan bertanya, membuat ekspresi Abihirt—kali ini—hanya kali ini—sedikit lebih mudah untuk dipahami. Pria itu masih cukup enggan.Kemudian berkata, &ldqu
“Mommy bilang kita akan pulang. Kapan? Aku sudah ingin bertemu Charo.”Lore dapat dipastikan tidak akan akan berhenti mengajukan pertanyaan yang sama, selagi Abihirt belum menemukan cara terbaik sekadar benar – benar meluluhkan gadis kecil ini. Moreau tersenyum tipis setelah menarik selimut untuk menutup tubuh montok putri kecilnya.Si kembar sudah bersiap – siap tidur. Dia lebih dulu menyelesaikan urusan bersama Arias. Melakukan tindakan yang sama persis dan terakhir menambahkan kecupan ringan di puncak kepala mereka.“Kita harus bertanya dulu kepada Daddy dan lihat apakah dia mengizinkan pulang atau tidak,” ucap Moreau, sedikit ingin Lore mengerti. Mereka tidak mungkin pergi dengan situasi seperti ini. Gadis kecil itu harus setidaknya tak lagi berusaha menghindari Abihirt, yang membuat pria itu akhirnya memutuskan untuk menyibukkan diri di ruang kerja.Mungkin masih di sana. Moreau akan menyusul setelah urusan bersama anak &n
Setidaknya, perasaan Moreau sedikit lebih baik setelah dia benar – benar menumpahkan semua rasa sakit di makam ibu dan saudara kembarnya.Amelia dan Mario Riveri ....Keduanya dimakamkan persis bersebelahan. Sesuatu dalam diri Moreau masih berharap ... andai saja tahu lebih awal mengenai kejahatan Barbara. Dia tidak akan pernah serius menunjukkan sikap patuh atau setidaknya menaruh rasa peduli kepada wanita licik itu.Sudah telanjur.Seharusnya tidak terlalu dipikirkan. Lagi pula, dia sudah sampai di kediaman Abihirt. Hanya perlu melangkahkan kaki mencari keberadaan anak – anak dan pria itu. Informasi dari Emma mengatakan bahwa mereka berada di halaman belakang. Bermain dengan panda, dia tidak perlu menebaknya. Sedikit mengira – ngira bahwa Lore mungkin sudah menunjukkan sikap manja di hadapan Abihirt. Betapa dia tidak sabar melihat melihat mereka bertiga disibukkan kegiatan di sana.Sambil tersenyum. Langkah Moreau sudah begitu dekat
“Kau yakin akan menemaniku ke makam lagi?”Mereka sudah begitu siap, tetapi mendapati keberadaan anak – anak di ruang tamu membuat Moreau memutuskan untuk mengajukan satu pertanyaan. Abihirt masih di sampingnya; turut berjalan lebih dekat ke arah Lore dan Arias. Bocah kembar sedang bermain dengan perangkat masing – masing, yang hanya berhenti ketika Moreau memberikan sapaan.“Kalian sudah sarapan?’ tanyanya, menyadari bagaimana perhatian anak – anak tak pernah lepas.“Sudah, Mommy. Emma membuatkan sarapan yang enak. Aku sangat menyukainya.”Moreau tersenyum tanpa sadar mendengar pernyataan Arias. Dia melirik Lore sebentar. Ekspresi wajah yang menekuk kesal, masih menunjukkan bagaimana kemarahan kepada Abihirt tidak akan reda secara perlahan, meski sekarang ... pria itu tampak membujuk dengan mengelus pipi tebal di sana, yang sesekali akan coba Lore tepis. Walau ternyata, hal tersebut tak membuat Abihirt menyer
Kamar utama sudah begitu temaram ketika Moreau melangkahkan kaki masuk. Bagaimanapun, dia memang memutuskan untuk tidur di sini; menemani Abihirt jika sewaktu – waktu pria itu mengalami masalah tidur. Sedikit tidak dimungkiri bahwa sesuatu dalam dirinya begitu takut—andai saja, Abihirt akan melangkahkan kaki ke ruang merah dan menyakiti diri sendiri.Dia menghela napas kasar mengamati dengan serius bagaimana pria itu tidur dengan posisi telentang diliputi cahaya lampu yang menyorot samar di wajah tampan di sana.Kelelahan mungkin ....Benak Moreau menyimpulkan mengapa Abihirt bisa tertidur lebih awal. Dia tidak akan mencoba melakukan sesuatu, selain ikut menjatuhkan tubuh dengan hati – hati ke atas ranjang.Selalu dengan posisi menyamping. Moreau membelakangi pria itu, tanpa pernah menyadari bahwa Abihirt akan tiba – tiba memeluknya dari belakang. Ada keterkejutan yang menyergap begitu singkat, tetapi Moreau berusaha menyesuaikan diri dari prospek seperti ini.“Bagaimana dengan Lore?”
Abihirt benar – benar berpikir bahwa Lore akan mudah dibujuk dengan es krim. Membawa pulang sekantong belanjaan besar dan mengeluarkan isi dari dalam sana di depan anak – anak.Bagi Arias, mungkin tidak apa – apa memaafkan penolakan Abihirt terhadap ajakan mandi di kolam, tetapi Moreau sudah mengingatkan bahwa Lore berbeda. Gadis kecil itu bahkan sedang berusaha menyibukkan diri sendiri bersama boneka barbie ketika Abihirt—saat ini, mendekatkan es krim bentuk kerucut rasa cokelat di sana.“Kau yakin tidak ingin es krim ini, Tuan Putri?”Suara serak dan dalam itu terdengar sabar. Terkadang menawarkan bantuan kepada Arias yang sedang kesulitan membuka bungkus kertas.“Es krim ini akan segera meleleh jika kau tidak berusaha menerimanya, Princess.”Moreau diam – diam menahan senyum saat mendengar Abihirt tanpa sadar mengembuskan napas kasar. Dia sudah memberi pria itu peringatan. Bukannya percaya, malah membu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments