"Aku benci dengan kursi roda ini, Bu. Aku benci kakiku yang lumpuh. Aku benci Hanum!" teriak Rena dari kamarnya. Kemarin Rena sudah diperbolehkan pulang, tapi bukannya membaik, dia justru sering teriak-teriak seperti kesetanan. Seperti sebelumnya, dia kembali depresi. Sering menangis sendiri, tertawa dan kadang ngoceh tak karuan. "Aku benci hidupku. Kalau tahu begini, lebih baik aku mati saja, Bu. Buat apa hidup kalau nggak ada tujuan. Masa depanku sudah hancur berantakan." Rena tergugu di atas kursi rodanya. Mawar yang sedari tadi menemani anak perempuannya itu di tepi ranjang ikut menangis. Mereka sama-sama tak tahu harus berbuat apa untuk memperbaiki semuanya. Takdir sudah berjalan dan mau nggak mau, ikhlas atau nggak, mereka harus menjalaninya. "Kalau sampai Hanum tega menjebloskanku ke penjara, lebih baik aku mati saja!" teriak Rena lagi. Dia yang sebelumnya selalu menantang Hanum, seolah tak takut dengan jeruji besi, kini mulai dilanda kecemasan dan ketakutan. Kakin
Terakhir Diperbarui : 2025-06-11 Baca selengkapnya