"Kamu ...." Wajah Naufal seketika memucat. Jelas sekali, pikirannya telah terbaca.Janice mendorong gelas penuh anggur putih ke depannya. "Pak Naufal, katakan. Siapa yang menyuruhmu melakukan ini?"Mendengar itu, ekspresi Naufal berubah-ubah. "Kamu ... kamu ngomong apa sih? Aku sudah bilang, kamu belakangan ini terlalu menonjol, itu saja.""Oh, begitu? Tadi kamu bilang istrimu juga di dunia perhiasan. Akhir-akhir ini yang nggak suka aku terlalu menonjol, jumlahnya nggak banyak." Janice lalu menoleh ke pengawal wanitanya.Pengawal itu membalikkan iPad, menampilkan foto seorang wanita. Itu adalah istri Naufal, juga seorang desainer perhiasan."Pak Naufal, masih nggak mau bicara? Kalau aku unggah rekaman barusan ke internet, aku rasa istrimu nggak akan bisa bertahan di dunia perhiasan lagi."Naufal menggertakkan giginya. "Janice, kamu sengaja menjebakku.""Bukankah kamu yang menipuku datang ke sini? Semua kata-kata itu juga kamu yang ucapkan, 'kan?" Janice balik bertanya.Kini, situasinya
Baca selengkapnya