"Daddy...,"Suara yang sangat ia rindukan celotehannya. kini terdengar lagi di telinganya. Tiga belas hari yang sunyi tanpa mendengar suaranya Dee, dan omelan De pada pada dua anak-anak nya, ketika mereka mulai berani membantah atas titah sang bunda.Rasanya seperti mimpi. Ketika suara itu terdengar lagi memanggilnya dengan sebutan,"Daddy,""Dee...," desisnya penuh haru."Daddy...," panggilan ketiga membuat isakan nya semakin kuat. Hal ini lah membuat Justin panik dan khawatir."Dee, kenapa, sayang? kenapa menangis? Dimana Bunda, sayang?". Ia mencecar Dee dengan berbagai tanya."Uunda, cakit, Daddy," Isak bocah itu lagi."Sakit? sakit apa? kalian ada Dimana sekarang? Daddy ke situ ya?" tanya pria itu.Dean menangis. Ia bingung harus menjawab apa. Sebab ia tak tau ada di kota apa namanya. Ia pun menjawab polos," Dee, gak tau, Daddy,".Justin menghela nafasnya sesaat lalu kembali bertanya dengan hati-hati, "Dee, dengan siapa sekarang?"."Unda," sahut bocah itu singkat."Ga ada yang lain
Last Updated : 2025-05-16 Read more