Lahat ng Kabanata ng Bukan Pengawal Komisaris Biasa: Kabanata 121 - Kabanata 130

Ivona mulai tersadar dari tidurnya saat merasa tidak nyaman. Ia sadar bahwa ia tertidur sebelum makan malam. Sehingga perutnya kosong dan membuatnya terbangun di tengah mimpi indahnya. Saat matanya terbuka pandangannya tertuju ke arah wajah Yoshiro. Laki-laki itu masih bangun. Tidur di atas kasur dengan kondisi tubuh miring ke arahnya. Ivona merasa bahwa laki-laki itu sudah menatapnya semenjak ia tertidur. Yoshiro melingkarkan tangannya pada tubuh Ivona. Mengelus bagian punggung perempuan itu dengan lembut. Lalu menutup matanya tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Aku mau makan," rengek Ivona. "Bukankah kamu mengatakan ingin mengembalikan berat badanmu ke berat ideal? Badanmu akan semakin melebar jika kamu makan tengah malam," tanya Yoshiro menepuk punggung Ivona perlahan. "Aku mau makan." "Iya, iya. Aku sudah masak tadi. Hanya perlu menghangatkannya saja. Kamu mau makan sekarang atau nanti?"

Kazuha dan Keenan bertarung bersama. Kazuha seorang petinggi kepolisian. Dan Keenan seorang pemimpin dari kelompok pembunuh bayaran. Tidak seharusnya mereka bekerja sama. Namun kali ini adalah kasus yang berbeda. Kazuha ingin membalaskan kematian atasannya. Dan Keenan ingin menjalankan tugas dengan imbalan uang sangat banyak. Jika dilihat dari kemampuan Keenan jauh di atas Kazuha. Walau laki-laki itu lebih tua dari Kazuha, laki-laki itu masih bisa bergerak cepat dan memukul dengan sangat keras. Satu pukulan ke dada lawannya saja sudah bisa membuat lawannya jatuh sesak nafas. "Apakah tidak masalah kamu tidak ikut bersamanya ke atas?" tanya Kazuha setelah menendang kepala musuhnya. "Kenapa juga aku harus ikut ke atas dan melawan monster-monster yang ada di sana? Itu bukan tugasku. Lagipula anak kecil itu sudah mengatakan bahwa dia akan melawan ketiga orang itu seorang diri," jawab Keenan menghapuskan darah yang menempel pada jasnya.

Keenan merasakan rasa sakit pada seluruh bagian tubuhnya. Keenan juga memendam rasa pada Yoshiro. Karena laki-laki itu seharusnya berada di lantai tiga dan menahan seluruh orang yang ada di sana. Namun kenyataannya tidak.Martin turun ke halaman dan mengamuk. Puncak generasi satu menghabisi seluruh orang yang ada di halaman tanpa ampun. Tidak ada yang bisa menghentikan Martin. Bahkan Kazuha pun tak luput dari amukan Martin.Semua orang benar-benar berakhir di tangan Martin. Laki-laki itu mengamuk tanpa peduli siapakah teman dan siapa musuh. Lalu juga masih ada Galil yang berdiam di sudut rumah. Menjaga Brain dari tangan-tangan pemberontak."Bagaimana ini?" tanya Kazuha yang sudah babak belur."Kenapa kamu menanyakan itu padaku bodoh? Aku pun sama sepertimu. Tidak mungkin aku bisa bertarung dan menang melawan orang gila sepertinya," jawab Keenan."Kenapa kamu tidak bisa diandalkan? Bukankah kamu pemimpin White Owl?""Aku akan memberikanmu setengah bayaranku jika kamu bisa mengalahkanny

Semua orang berhenti bertarung untuk melihat dua orang yang sedang bertarung. Pertarungan antara Martin dan Yoshiro adalah pertarungan yang memang harus dilihat. Generasi tiga yang mencoba merebut mahkota generasi pertama.Yoshiro bergerak dengan cepat. Ada beberapa moment di mana Yoshiro sama sekali tidak memberikan kesempatan pada Martin untuk menyerang balik. Memperlihatkan betapa ganasnya laki-laki itu dalam pertarungan kali ini. Dia berbeda dari pertarungan sebelum-sebelumnya yang pernah mereka lihat. Yoshiro terlihat lebih tenang walau gerakannya sangat cepat. Martin mengambil kesempatan dari celah kecil yang ditinggalkan Yoshiro. Saat Yoshiro sedang melayang di udara, berniat untuk melakukan tendangan ke arah kepala, Martin dengan cepat menggerakkan tangannya ke arah kaki Yoshiro. Berusaha menangkap dan berniat untuk membanting tubuh laki-laki itu. Namun usahanya terlambat. Yoshiro memutar tubuhnya di udara dan menendang kepala Martin lebih cepat. Membuat Martin terdorong ke a

Neon, Scars, dan Akashi kembali ke Jepang menggunakan pesawat pribadi milik Keluarga Olivia. Mereka berhasil lolos dari polisi karena bantuan Kazuha. Dan terlebih lagi semua informasi tentang kebusukan Martin selama menjabat sebagai perdana menteri dibongkar di seluruh stasiun televisi. Membuat para polisi lebih fokus untuk menangkap seluruh orang-orang yang bekerja sama dengan Martin daripada mereka yang bertarung malam itu."Bukankah seharusnya Anda menyapanya lebih dulu?" tanya Akashi duduk di kursi samping Neon."Dia pingsan dan tidak tau kapan dia akan bangun. Aku tidak mau menunggu orang lemah," balas Neon."Bagaimana menurut Anda tentang pertarungan Yoshiro tadi?" tanya Scars."Kecepatannya bertambah. Hanya saja kekuatan pukulan dan tendangannya masih sama. Dia masih harus berlatih lagi untuk itu," jawab Neon.Kecepatan gerakan yang sangat cepat. Scars pun jika harus menjadi Martin akan kebingungan bagaimana cara untuk menahan serangan Yoshiro. Menyerang membabi buta dari segal