Dia berpikir, mungkin pada saat ini, dirinya pasti terlihat semakin mirip dengan Wulan yang terbaring di dalam peti es itu.Heh ....Senyum getir muncul di sudut bibirnya, lalu perlahan matanya terpejam dan kesadarannya pun tenggelam dalam kelelahan.Entah setelah berapa lama berlalu, dari kegelapan yang pekat kesadarannya perlahan muncul kembali.Bagaikan sebuah perahu kecil yang terombang-ambing, didorong ombak menuju tepi pantai.Ketika dia membuka mata, pandangannya sempat kabur beberapa saat, sampai akhirnya dia sadar bahwa dirinya masih terbaring di lantai samping ranjang. Ternyata, semalam dia benar-benar tidak punya tenaga untuk kembali naik ke tempat tidur.Sinar matahari menembus jendela yang setengah terbuka, menembus ke dalam ruangan. Cahaya itu menyentuh ujung jarinya, bahunya, dan rambut panjangnya yang berantakan. Rasanya begitu hangat dan lembut, seperti lapisan sutra tipis yang menutupi tubuhnya.Dari luar terdengar bunyi serangga kecil yang bersahut-sahutan, diselingi
Read more