Pagi itu, cahaya matahari baru merambat masuk melalui jendela kamar Nayara. Di depan cermin besar, ia merapikan syal tipis bermotif tenang di lehernya, menutupi bekas luka samar yang tak ingin lagi diingat. Kemeja putih bersih, celana high-waist hitam, dan heels berkilau membingkai sosoknya. Rambut hitam legam dibiarkan tergerai, dihiasi gelombang lembut di ujungnya.Tanpa riasan berlebihan, hanya lipstik nude dan eyeliner tipis yang cukup membuat matanya berbicara.Sebelum pergi, Nayara menatap pantulan dirinya di cermin.“Sekarang, kamu bukan yang semalam,” bisiknya pelan, senyum tenang menyentuh sudut bibir.Saat membuka pintu, Raka muncul di lorong. Pandangan pria itu terpaku beberapa detik, seakan mencoba membaca wajah tenang istrinya.“Kamu mau ke mana?” tanyanya, nadanya berat namun ditahan.Nayara menoleh sekilas.“Ke kantor. Ada yang harus diselesaikan.”Suaranya tenang, tidak tinggi, tapi cukup untuk membuat suasana membeku.Tanpa menunggu balasan, ia melangkah, meninggalkan
Last Updated : 2025-06-02 Read more