Semua Bab Penyesalan Suami Miliarder : Bab 21 - Bab 25

“Kamu tahu kan, aku paling mencintaimu, mama dan juga papa. Nenek Margaret sangat baik kepadaku, dia satu-satunya orang yang paling menyayangiku di keluarga Forest. Kesehatannya sangat buruk, jadi ini satu-satunya caraku untuk membuatnya senang. Dia ingin aku tetap bertahan sebagai istri Jackson. Nenek telah memberikanku kelonggoran, jika Jackson tetap tidak ingin menerimaku setelah anak ini lahir, dia mengizinkan kami untuk bercerai. Jadi, aku harus bertahan selama beberapa bulan ke depan.” Grace berusaha menjelaskan. Ia tidak ingin Shane salah paham dengan berpikir bahwa dirinya tidak memikirkan keluarga Brown. “Tapi aku tidak bisa tenang.” Shane mengungkapkan perasaan. “Aku bisa menjaga diriku dengan baik, kau tidak perlu mengkhawatirkanku. Kita juga bertemu setiap hari di tempat kerja, jadi kau jangan terlalu over thinking. Aku akan sering-sering main ke rumah untuk bertemu dengan mama dan papa.” Grace mengusap lengan Shane, berusaha menenangkan. Shane tersenyum tipis dengan

“Bukankah itu Grace?” Jackson menoleh menatap ke arah yang ditunjuk oleh temannya. Malam ini mereka tengah kumpul di bar untuk merayakan pesta ulang tahun salah satu temannya. Tentu saja di sana juga ada Claire yang ikut serta. Jackson mengepalkan tangannya ketika ia melihat Grace berjalan bersama seorang pria. Pria itu bahkan melingkarkan lengannya di pinggang Grace. Mereka terlihat begitu dekat, tampak seperti pasangan kekasih yang begitu serasi. Ekspresi wajah Jackson langsung berubah seketika. Kini ia mengerti mengapa sikap Grace berubah akhir-akhir ini, ternyata karena ia memiliki pacar baru. Pantas saja Grace tidak lagi pernah mengejarnya, sebab ia sudah memiliki pria lain di sisinya. “Bukankah dia cinta mati padamu? Selama beberapa tahun ini bahkan dia merendahkan harga dirinya hanya untuk mendapatkan cintamu. Tidak kusangka jika dia akan mengejar pria lain.” “Tunggu sebentar, bukankah itu Shane? Dia berasal dari keluarga Brown kan? Keluarga itu sangat kaya, Shane

“Terima kasih untuk waktu Anda malam ini.” Adam bangkit berdiri setelah perbincangan mereka selesai. Ia harus kembali, sebab ia masih ada acara malam ini. Grace dan Shane ikut bangkit dari tempat duduk mereka. Mereka berjabat tangan sebentar, lalu Adam beranjak pergi meninggalkan bar. “Apa kau ingin pulang sekarang?” Shane menawarkan. Ia melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul 9 malam. Ia tidak ingin Grace terlalu lelah, sebab kondiisnya sedang hamil dan kandungannya sangat lemah. Ia tidak ingin Grace keguguran karena terlalu lelah bekerja. Grace tersenyum seraya mengangguk mengiyakan. Mereka mulai beranjak meninggalkan lokasi bar. “Apa yang dia katakan itu benar?” Grace bertanya seraya menoleh menatap Shane. Tatapannya sangat serius, sebab ia tidak pernah mendengar gosip itu sebelumnya. Bagaimana mungkin orang luar bisa tahu, sementara dirinya sendiri tidak tahu tentang itu. “Maksudmu?” Shane mengerutkan kening, ia tidak mengerti ap