All Chapters of Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu: Chapter 11 - Chapter 20

40 Chapters

11. keegoisan

Pov Saka. Perempuan macam apa si Zelinda itu, sampai dia berani menerkamku seperti singa kelaparan. Bahkan mama masih saja bersikap baik padanya, apa mama tak tau menantu kesayangannya itu baru saja menggigit anak lelakinya. Tapi mana mungkin aku bercerita pada mama, dia pasti lebih percaya pada Zelinda. "Saka!" Mama memanggil, aku kini sedang memikirkan banyak hal di dalam kepalaku ini. "Ya ma...." Aku menjawab dengan malas. "Cari istrimu sana, mama jadi khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu padanya, Saka!" Lagi, mama bersikap seolah dialah ibu kandung Zelinda, apa mama lupa jika akulah anak kandungnya. "Saka, Kenapa diam saja!" Kali ini mana menepuk pundak ku dengan kencang, membuat aku terlonjak karena terkejut. "Auh... Sakit ma!" Aku merespon dengan tak suka. "Apasih! Mama cuma menepuk pundakmu dengan tangan, bukan besi. Manja sekali!" Ucap mama terdengar tak perduli dengan sakitnya bekas tepukannya itu. Aku berdecak kesal, bagaimana aku tak berteriak jika m
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

12. Tingkah Clara

Pov : Ska Aku terkejut, bagaimana bisa dia merusak baju Zelinda? Mama pasti akan sangat marah jika sampai tau baju Zelinda rusak begitu saja. "Ini acara penting bagi Keluarga ku Clara, mama akan memberikan sahamnya padaku sebagai hadiah pernikahan Clara" "ya lalu?" "Ya lalu kenapa kamu merusak gaunnya hari ini? tak bisakah kamu bersikap baik kali ini saja, Clara?" Aku tak bisa lagi menahan rasa kesalku sekarang. Clara melepaskan tangannya dengan kesal dan kini menatapku penuh rasa tak suka. "Wanita itu masih baik-baik saja, aku hanya merusak gaunnya, bukan hidupnya seperti dia juga merusak hidupku dan menjauhkan aku darimu!" Clara bicara begitu saja lantas berjalan keluar dari pintu darurat. Aku hanya bisa tertegun dan berusaha mencerna apa yang mungkin sudah terjadi pada Zelinda. semoga saja Clara tak melakukan hal-hal yang membahayakan wanita itu. Aku segera mengikuti Clara keluar dari pintu darurat, aku ingin dia segera pergi dari tempat ini sebelum mama atau kak Ste
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

13. Hadia Dari Mama Sintia

"Apa kau gugup?" Saka bertanya pada Zelinda dan wanita itu mengangguk dengan pelan, berulang kali terlihat menarik napasnya dalam-dalam. "Hah, ternyata perempuan galak sepertimu bisa gugup juga." Ucapnya dengan nada sinis. zelinda menatap tak suka pada Saka, sebelum menyadari dirinya masih di perhatikan oleh banyak pasang mata. Mereka berjalan masuk ke tempat pesta. Ini bukanlah pesta yang resmi, hanya pertemuan bisa untuk makan siang sekaligus bercengkrama. Sintia dan Jodi langsung mendekati orang-orang penting di sana, sementara Saka masih berdiri di tepi bersama Zelinda. "Jangan gugup atau orang akan menaruh curiga pada kita." Ucap Saka lagi, kali ini dia berusaha tersenyum pada siapapun yang melihat ke arahnya. Zelinda yang merasa semakin gugup mencengkeram lengan suaminya, membuat Saka merasa kan panas juga di tubuhnya. "Lihat ini si pengantin baru." Seorang lelaki dengan stelan jas mahal berjalan di iringi beberapa lelaki bertubuh kekar mendekati Saka dan Zelinda.
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

14. Kenapa harus aku?

Pov: Zelinda Aku menghela napas dalam, sungguh aku tak menyangka mama Sintia akan memberikan saham dan aset Rayon miliknya sebagi milik ku juga hari ini. Aku tak pernah membayangkan akan menerima semua ini sekarang, tentu ini sama sekali tak ada dalam rencanaku. Setelah pesta usai aku dan keluarga Saka masih berada di hotel Pionix milik Rayon Grup. Sejak keluar dari ruang pertemuan Saka terus saja bersikap dingin padaku, terlebih saat tak ada siapapun yang melihat kami. "Apa kau senang sekarang tuan Putri?" Dia bertanya dengan sinis. "Apa maksud dari ucapanmu itu, aku tak paham." " Hah, jangan pura-pura tak tahu apapun Zelinda, bukankah ini bagian dari rencanamu?" "Rencana? Aku sungguh tak mengerti ucapanmu itu Saka." "Hah, Dasar penjilat!" Ucap Saka dengan tatapan nyalang nya kini, dia melewati aku begitu saja sekarang, seolah aku adalah musuh terbesarnya di tempat ini. 'Apa dia marah padaku? Dia bersikap begitu karena saham yang mama Sintia berikan?' Aku terus bertany
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

15. Tolong Aku

Jangan tanya bagaimana takutnya Zelinda sekarang, keluar dari rumah itu tanpa baju yang pantas dan dalam rintik hujan. Jangankan membawa dompet dan segala isinya, dia bahkan tak memakai alas kaki sekarang. Jalanan mulai sepi saat Zelinda melewatinya, tak ada satupun kedaraan yang bisa dia mintai tolong di tempat itu. 'Apakah aku benar-benar akan mati di tangan suamiku sendiri?' Pikiran itu terus berputar di dalam otaknya. Hidupnya tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Dunia yang ia perjuangkan agar tetap bertahan serasa terus menghujamnya dengan banyak siksaan. "Awas!" Teriakan seorang wanita membuat Zelinda yang berjalan sendirian terkejut dan segera menepi, tubuhnya tersungkur di tepi jalan, bajunya yang terkoyak kini basah karena air yang menggenang. "Apa tak bisa jika kamu berjalan lebih ketepi? Untung saja aku melihatmu, jika tidak kamu mungkin sudah tertabrak dan aku yang akan dapat masalah!" Suara wanita yang marah terdengar dengan jelas, Zelinda bahkan tak berani men
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

16. Ada Yang Mencurigakan

Rani menatap ke arah Zelinda saat mendengar pertanyaannya, namun ia kembali sibuk mengoleskan salep pada luka yang ada di tubuh Zelin. "Auuww.." Zelinda tersentak saat tanpa sengaja Rani menyentuh punggung nya yang juga terluka. "Apa ada luka yang lain nyonya?" Rani memberanikan diri membuka punggung Zelinda dan terkejut saat melihat luka lainnya di sana. "Bagaimana bisa dia melakukan ini semua pada wanita yang bahkan sudah menjadi istrinya? Apa yang sebenarnya ada di dalam kepala Tuhan Saka!" Rani berdecak kesal, baru saja dia memberikan salep pada luka di paha Zelinda, ternyata ada luka lain yang lebih besar tersembunyi di balik baju nya. "Apa aku bisa bertahan sampai akhir Rani? Bagaimana aku harus menjalani hari-hari esok." Zelinda begitu khawatir dirinya tak dapat melewati hari demi hari setelah ini. "Nyonya harus bertahan, nyonya harus bilang pada keluarga nyonya, mereka pasti akan melakukan sesuatu." Rani memberikan saran, saran yang tiba-tiba saja terlintas dalam bena
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

17. pertemuan Takdir

Melewati jalanan yang gelap dan terjal, Zelinda tiba di ujung jalan dan menemukan ada jalanan yang lebih besar. "Saya hanya bisa antarkan sampai di sini saja nyonya." Rani berhenti di kegelapan, dia tak mau ada yang melihatnya di sini bersama Zelinda. "Aku harus jalan kemana setelah ini Rani" Zelin bertanya dengan binggung, dia tak paham jalan di sini. "Ke sana, nanti di sana nyonya akan melihat rumah lain, dia mungkin mau menyewakan kendaraan." "Tapi aku tak bawa apapun Rani, bagamana aku bisa menyewa kendaraan?" Zelinda bertanya dengan binggung. Rani menyentuh tangan Zelinda dan memasukkannya ke dalam saku mantel yang di berikan Rani padanya. "Apa ini?" Zelinda terkejut saat merasakan ada sesuatu di dalam saku jaketnya. "Ini hanya sedikit nyonya, mungkin bisa membantu nyonya." "Tapi aku tak bisa menerimanya Rani." Zelinda ingin mengembalikan uang itu pada Rani. "Tidak nyonua, saat ini nyonya lebih butuh. Di atas sana rumah itu hanya rumah satu-satunya. Saua harap tuan
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

18. Dia berbeda

Pov. Zelinda. Aku masuk ke dalam rumah besar itu, sejujurnya aku merasa ragu sekaligus takut sekarang, terlebih lelaki itu langsung berdiri dan menatapku dengan dingin. "Jadi siapa yang sudahmemintamu datang kemari?" Pertanyaan nya membuat aku sedikit tak paham. Aku kemari karena keinginanku sendiri, kenapa dia berpikir aku di minta seseorang datang kemari? "Aku tak di minta siapapun datang kemari, ini murni keinginan ku sendiri" "Jangan bohong, tempat ini berada jauh di atas bukit, tak mungkin tiba-tiba kamu datang kemari tanpa ada yang memberitahumu." Ucapannya langsung membuat aku menelan ludah dengan sulit. "Em, seseorang hanya memberitahuku untuk datang ke sini jika ingin men..... "Duduklah, aku akan buatkan minum hangat." Dia tiba-tiba saja bicara dengan nada dingin, tangannya memperhatikan jemariku yang gemetar karena dingin yang menusuk. Ya, aku merasa sangat kedinginan sekarang, terlebih di luar, entahlah berapa suhu udara saat ini, namun tubuhku bergetar heba
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

19. Dia siapa?

Zelinda masih bimbang dengan tawaran lelaki itu, mereka tak saling kenal namun lelaki yang belum menyebutkan namanya itu berubah jadi baik dengan tiba-tiba. "Aku akan antar kamu ke rumah kakekmu besok pagi, percayalah." Ucapnya dengan nada lembut, berbeda dengan caranya bicara saat pertama bertemu tadi. Zelinda terdiam sebentar, di luar hujan badai begitu kencang, dia juga tak akan bisa menyetir mobil sendirian menuruni bukit di situasi seperti saat ini terlebih lagi jalanannya yang jelas berkelok dan terjal. Lelaki itu dengan cepat berjalan ke sisi kanan rumah itu, membuka satu pintu yang ada di dekat ruang tamu dan kini sebuah tangga ke atas terlihat dengan jelas. "Kamu bisa pakai kamar di lantai atas, kamar utama rumah ini, aku jarang menempati ruang itu, tapi kamu bisa pakai dan aku akan tidur di lantai bawah malam ini." Ucapnya menjelaskan. Ia bahkan memasang kunci pintu pada bagian dalam agar Zelinda merasa percaya padanya. "Aku letakkan kunci pintu di sini, kamu bisa m
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

20. Malam Saka yang kacau

_ 'Sial, wanita itu pergi dari rumah. Bagaimana jika dia melapor pada mama, atau bagaimana jika keluarganya sampai tahu kejadian malam ini? Tidak, aku tak hokeh membiarkan dia menceritakan pada siapapun apa yang sudah terjadi di antara kami.'_ Kalimat itu terus berputar di kepala Saka, sudah berapa kali ia memutari jalan yang sama menuju rumahnya, tapi Zelinda belum juga terlihat. Dirinya terus bertanya kemana wanita itu pergi semalam ini, bakan rumah ini cukup jauh dari pusat kota dan rumah keluarganya berada di ujung lain kota ini, cukup jauh untuk membawanya kesana dengan jalan kaki semalam ini. "Apa sebaiknya aku menghubungi keluarga Arden? Ah tidak, mereka bisa saja curiga padaku dan justeru bertanya apa yang terjadi atau bahkan mencaritahu sendiri" Saka sungguh merasa sangat frustasi, ia menghentikan mobilnya di tengah jalan menuju rumahnya lagi, melihat ke sekitar dengan seksama lantas teringat satu rumah yang terletak di bukit atas rumahnya, rumah gadis yang bekerja d
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status