All Chapters of Tinggalkan Suamimu, Nyonya! Tuan Pewaris Sudah Menunggu: Chapter 21 - Chapter 30

40 Chapters

21. Pagi penuh tanya

Zelinda tidur dengan nyenyak, ia terbangun saat matahari bahkan sudah menampakan wujudnya di balik jendela, kicau burung seolah terus mendendangkan senandung kedamaiannya. Ia tak pernah merasa tidur senyaman ini, bahkan tak sekalipun dirinya bangun sekedar untuk pergi ke toilet, ada perasaan damai yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Zelinda beranjak dari tempat tidur, berjalan pelan membuka jendela yang tepat menuju ke jalan setapak di depan rumah. Ia bisa melihat kabut tipis masih turun ke bawah dan dari kejauhan sebuah mobil jib putih berbelok di persimpangan bawah dan menggarah tepat ke rumah tempat nya berada. Zelinda memicingkan mata, seakan menggenali mobil itu dengan baik, dan saat mobil itu mendekat ia segera bersembunyi di balik tirai jendela kamar itu. "Tidak! Bukankah itu mobil Aska?" Zelinda lantas menunduk dengan cepat, dia terduduk di bawah jendela saat mobil putih itu memasuki pelataran rumah, jantungnya tiba-tiba saja berpacu dengan hebat. "Apa yang dia
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

22. Dengarkan Zelinda

Erlando kembali ke dalam rumahnya, baru saja dia melangkah ke ruang tengah, pintu tangga terbuka, Zelinda sudah berdiri di sana dengan wajah yang binggung dan sedih. "Dia sudah pergi, tenanglah." Erlando menjelaskan pada Zelinda. Zelinda keluar begitu saja dari ruangan, mencoba berlari dari rumah itu, tapi Erlando segera menangkap tubuh kecilnya dan memintanya untuk tenang. "Aku tak akan menyakitimu, tenanglah." Ucapnya mencoba menjelaskan. "Bagaiman aku bisa percaya padamu? Kamu sudah berbohong sejak semalam." Zelinda bicara dengan suara serak, ia merasa dunia selalu tak berpihak padanya. Bahkan keberuntungan yang baru saja dia pikir di miliki ternyata semu. "Aku tidak berbohong, aku tak tau siapa dirimu sampai kamu bilang rumah di bawah itu milik suamimu. Aku baru tau kamu adalah Zelinda." Erlando menjelaskan dengan jujur. "Lepaskan aku, aku harus pergi!" Ucap Zelinda gigih. "Kamu akan pergi dengan berjalan kaki? Sejauh puluhan kilo?" Tanya Erlando dengan kesal, dirinya
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

23. Perjalanan

Zelinda menemukan banyak baju wanita di lemari paling ujung kamar itu, sebuah kemeja satin putih dan rok putih plisket dia pilih untuk di pakai. Zelinda tak tau baju siapa ini, tapi Erlando bilang dia boleh paka baju apapun yang ada di lemari. Zelinda berjalan turun dari tangga dan saat membuka pintu, dia melihat Erlando sudah menunggu di ruang tengah. Lelaki itu terkejut melihat Zelinda memakai baju yang ia ingat dengan jelas siapa pemilik sebelumnya. "Apa aku salah abil baju? Kamu yang bilang aku boleh pakai baju manapun yang aku maukan, aku pikir baju ini bagus di tubuhku" Erlando sempat merasa tak nyaman, namun setelah memperhatikan lagi, Zelinda pantas memakai baju istimewa itu. "Ya, pakai saja, aku tak keberatan." "Batul? Dan apa aku juga boleh memakai ini?" Zelinda memperlihatkan sandal kulit berwarna coklat tua, sandal itu tersimpan rapi di lemari kaca yang tepat berada di sisi lemari baju. "Pakai saja, aku harap pemilik nya akan senang sebab barang-barangnya ter
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

24. Rumah Es

Erlando menyetir mobilnya dalam diam, bahkan tak bertanya di mana alamat rumah Zelinda, lelaki itu sudah megarahkan mobilnya ke tempat tujuan. "Apa kamu tau di mana rumah kakekku?" "Ya, aku tau." Zelinda mengerutkan kedua alisnya, menatap tak percaya pada Erlando. " Bagaimana bisa kamu tau di mana rumah kakekku?" Erlando hanya tersenyum dan menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah kakek Zelinda. "Masuklah, aku akan menunggu di luar." ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Zelinda. Zelinda melepaskan sabuk pengaman nya dan menatap Erlando dengan perasaan penuh tanya. "Masuklah." Ucap Erlando dengan lembut. "Aku akan masuk. Terimakasih tumpangannya. Sebaiknya kamu pulang, aku mungkin tidak akan keluar lagi setelah ini." Ucap Zelinda dengan wajah tenang, ia bahkan menghela napas panjang untuk menggumpulkan kembali keberaniannya dan memastikan dirinya baik-baik saja. Zelinda keluar dari dalam mobil Erlando, wanita itu berjalan mendekati gerbang dan menekan bel yang
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

25. Takdir yang Kejam

Zelinda ikut masuk ke dalam ruang kerja kakeknya, wanita itu masih berdiri di sisi pintu hingga kakeknya berbalik dan memintanya menutup ruangan. "Kuci pintu itu!" Perintah kakek Hans pada Zelinda. Zelinda mengunci pintu ruang kerja kakeknya, lantas mendekat dengan perasaan tak menentu, berharap keinginannya kali ini bisa di dengar kakek Hans. "Katakan apa yang ingin kamu katakan sekarang!" Suara kakek Hans terdengar begitu dingin, Zelinda tau dia tak punya banyak waktu untuk bertele-tele sekarang. "Aku ingin berpisah dari Saka Gunawan kakek." Ucap Zelinda dengan suara sedikit gemetar, tangannya saling meremas karena kecemasan yang tak bisa dia gambarkan. Mendengar hal itu, suasana mejadi hening seketika, kakek Hans tak melihat ke arah Zelinda, namun lelaki itu mengarahkan kursi rodanya ke dekat meja kerja dan.... Prak! Vas bunga peony putih terbanting, pecah dengan tangkai2 bunga peony berhambur di lantai ruangan, membuat tak hanya tangan Zelinda yang gemetar, bahkan kini
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

26. kedatangan

Mobil kakek Zelinda masuk ke pekarangan rumah Saka, lelaki itu sudah berdiri di depan rumah saat kakek datang bersama Zelinda. Zelin yakin, ada yang sudah memberi tahu saka bahwa dirinya akan datang bersama sang kakek.. Hans melihat tubuh cucunya gemetar, dia lantas mrngengam tangan Zelinda dengan erat sembari menatap manik mata cucunya dengan hangat. "Tenanglah Zelin, kakek tak akan membiarkan kamu mati di sini. Percayalah pada kekekmu ini." Ucapnya seperti menjamin bahwa apa yang di lakukan Saka tak akan terulang lagi. Zelinda hanya terdiam dengan mata yang lekat menatap sang kekek. Meski terlihat kasar dan begitu keras akan pilihannya, jauh di lubuk hati Hans dia begitu menyayangi Zelinda. "Keluarlah dengan nama besar keluargamu Zelin, pastikan hal itu tak terjadi lagi. Arden Wijqya bukan hanya sekedar nama Zelinda, melainkan harga dirimu juga!" Ucap kakek Hans lalu keluar dari dalam mobilnya dengan bantuan supirnya duduk di kursi Roda. "Kakek." Saka menyambut dengan hagat
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

27. Teguran dan pilihan.

"Mama dan papa ingin bicara dengan mu Saka!" Suara dingin Jodi memecah hening di rumah Saka Gunawan. Setelah kepulangan Tuan Hans, Jodi mengajak putranya bicara serius. Kali ini wajahnya tak menunjukkan sebuah keramahan, bahkan Saka berharap tak bertemu papanya dalam keadaan seperti sekarang ini. "Pergilah ke depan dulu, aku akan menyusul." Sintia meminta anak dan suaminya ke depan lebih dulu, sementara dia memastikan Zelinda tenang. "Istirahat lah di kamar sayang. Mama pastikan ini tak akan terjadi lagi." Ucap Sintia dengan lebut membelai rambut Zelinda. "Apa kita perlu ke dokter?" Sintia bertanya dengan cemas. "Tidak ma, ini sudah lebih baik, aku tidak apa-apa." "Kamu yakin sayang?" "Iya, Zelin yakin ma." Ucapnya halus "Baiklah, jika begitu sebaiknya kamu segera istirahalah di kamar atas." Ucap Sintia lalu memapah Zelinda. Wanita itu mengantarkan Zelinda naik menuju ke kamar atas, tapi belum sampai Zelinda naik, ia lantas berbalik dan menatap mertuanya. "Ada apa s
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

28. Bergabung di perusahaan

Satu tahun kemudian. "Apa tidurmu nyenyak?" Saka bertanya pada Zelinda dan wanita itu mengangguk dengan pelan. Banyak hal sudah mereka laui setelah hari itu, tak ada lagi drama pertengkaran terdengar. Zelinda menjadi istri yang sangat patuh pada suaminya. Setidaknya itu yang mereka semua pikirkan sekarang. "Baguslah, jadi kamu bisa ikut aku ke kantor hari ini." Ucapan Saka terdengar datar tapi membuat ke dua manik mata Zelinda membulat dengan sempurna. "Aku? Ke kantormu? Kenapa, ah maksudnya untuk apa aku ke sana?." "Mama memintamu datang. Lagi pula ada baiknya juga kamu bekerja kan, jadi pikiranmu bisa terbebas dari hal-hal buruk.". Zelinda mengerutkan alisnya. "Hal buruk apa yang kamu maksud?" "Ya apa lagi, seperti kabur dari rumah misalnya." Zelin membuang wajahnya dengan malas. Dia tak pernah melakukan itu lagi kan, tapi Saka masih suka membahasnya tanpa alasan. "Mama memberikanmu posisi di kantor, kamu bisa belajar banyak hal di sana bukan?" Zelinda masih terd
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

29. Tahun berganti.

Pov Zelinda 2 tahun setelah hari itu. Sejak hari di mana aku kembali di antarkan ke rumah keluarga Gunawan, maka hari itu hatiku sebenarnya sudah mati. Aku hanya tau bahwa menurut sebagai seorang istri adalah cara terbaikku untuk tetap hidup. Tak ada lagi kabar yang ingin ku dengar dari rumah Arden Wijaya, bahkan aku tak pernah mau menerima panggilan masuk dari kakek yang entah sudah berapa puluh kali ku tolak. Hari ini adalah pesta peresmian perusahaan baru Saka, setelah beberaa minggu lalu aku bekerja di hotel pionex, aku memutuskan untuk menyerahkan segala aset yang di berikan mama Sintia padanya, salah satu hal yang meyelamatkan hidupku hingga sekarang. amarahnya masih sering ku terima meski tak sekasar dulu. Tamparan bahkan hinaan masih sering juga dia lontarkan meski aku tak ragu untuk melawan. Bukakah menggadu juga tak akan membuat posisiku berubah lebih baik, jadi aku menerima segalanya sebagai takdirku sendiri. "Apa kamu tak bisa lebih cepat!" Saka datang dengan w
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

30. Pertemuan dengan Erlando

Pov Zelinda "Kau bisa pulang sendiri?" Saka bertanya padaku setelah acara kantor selesai. Tentu saja aku masih terpaku menatapnya dengan tajam. Kami pergi bersama hari ini, tapi Saka tak bisa mengantarkanku pulang? Ada apa dengan lelaki menyebalkan ini. "Ada apa?" Tanyaku akhirnya, aku jelas terus melihatnya selalu menatap ke arah jam di tangan. "Aku ada janji bertemu dengan orang, jadi kau bisa pulang sendiri?" Dia memintaku pulang sendiri? Yang benar saja. "Jika kamu sibuk biar aku yang antar Zelinda pulang." Tiba-tiba saja Erlando mendekat dan mengatakan akan mengantarkan aku pulang. "Kamu tak keberatan?" Saka bertanya pada Erlando. "Tidak, aku tak keberatan. Tapi tanya dulu pada Zelinda, apakah dia mau ikut bersamaku." Mereka berdua menatapku dengan tatapan menanti jawaban. "Bagaimana, kamu mau ikut Erlando pulang?" Sejujurnya, aku tak keberatan. Erlando dan aku cukup dekat sejak dua tahun ini, meski aku dan dia memang masih menjaga jarak di depan banyak or
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status