"Kamu menyelamatkanku? Baik, lanjutkan," cibir Luis sambil menatap Wulan. Dia ingin melihat seberapa tidak tahu malunya wanita ini.Wulan tercekat. Mengapa wajah Luis begitu dingin, seolah-olah sedang mendengar lelucon?"Ku ... kubilang, akulah yang menyelamatkanmu lima tahun lalu di Uraba. Aku penyelamatmu ...," ujar Wulan dengan suara lirih."Oh, mana liontin giok itu?" tanya Luis. Dia berusaha bersabar hanya untuk mendapatkan kembali barang miliknya.Mendengar ini, Wulan segera mengambil liontin giok dari dadanya, lalu mempersembahkannya dengan dua tangan sambil berkata, "Lihatlah, Putra Mahkota, ini liontin giokmu. Akulah yang telah menyelamatkanmu."Luis memandang liontin giok sebening kristal itu, lalu melirik Torus.Melihat Torus maju mendekatinya, Wulan refleks menghindar, sedikit enggan menyerahkan liontin giok itu."Nona Wulan, apa maksudmu dengan menghindar?" tanya Torus. Meski tidak sabar, dia tetap memasang senyum tipis di wajahnya.Wulan menatap Luis dan bertanya dengan
Magbasa pa