"Terima kasih, Raja."Jelita dan Yasa segera menyampaikan syukur, lalu pergi bersama Khisar.Keduanya saling bertukar pandang. Setelah bersembunyi hampir tiga tahun, akhirnya kesempatan yang mereka tunggu pun tiba. Malam di padang rumput, bintang-bintang tampak begitu terang dan angin padang rumput bertiup membuat tubuh terasa nyaman.Jelita dan Yasa berbaring di atas rerumputan, Yasa berkata, "Walaupun begitu, kita ini cuma orang-orang kecil, mana mungkin melawan Negara Cakrabirawa yang begitu kuat?""Kalau nggak mampu melawan, apakah artinya kita harus menyerah?" Jelita berkata dengan dingin, lalu menoleh pada Yasa. "Kalau kita nggak melawan, apa arti hidup ini?"Tangannya meraba untaian tulang jari di pinggangnya. "Keluarga Suharjo cuma tersisa Anggi, Luis, dan anak-anak mereka .... Kudengar bahkan sepasang kembar laki-laki dan perempuan."Dengan tawa dingin, Jelita berkata, "Kenapa mereka bisa hidup bahagia, sementara aku harus hidup dalam penderitaan? Setiap malam, ibuku selalu me
Baca selengkapnya