'Sayang sekali, kau sepertinya menyukai pemuda bertabiat iblis itu, Prasti. Tapi kali ini aku tak akan mau mengalah dengan Elang jahanam itu. Karena aku tak rela kau jatuh ke tangan pemuda jahanam itu Prasti', bisik bathin Setyoko penuh keyakinan. Dia merasa jauh lebih baik dan bermoral, dibandingkan Elang. Orang yang terbukti sebagai penjahat mata keranjang itu. Dengan memantapkan hati, akhirnya Setyoko berdiri dari kursinya, dan melangkah ke arah meja Prasti berada. Aji, sahabat semejanya hanya menatap maklum pada sahabatnya itu. Dia memang maklum akan ketertarikkan hati Setyoko pada Prasti sejak lama. "Prasti, bolehkah aku duduk menemanimu di meja ini..?" tanya Setyoko tersenyum lembut. Saat dia sudah berada di sisi meja gadis itu. "Ahh, ehh..! Silahkan saja Mas Setyoko," kejut Prasti agak gugup. Dia pun menoleh pada Setyoko, yang tak disadari kehadirannya. Semua akibat Prasti tengah melamun tentang Elang, sambil menatap ke arah seberang sungai Larungraga. "Maaf, jika kehad
Last Updated : 2025-06-11 Read more