☆ Dewasa ☆ Elang Prayoga sudah jadi yatim piatu sejak dia berusia 3 tahun. Saat kecelakaan tragis di lembah Cipanas yang merenggut nyawa kedua orangtuanya, dan hanya dia yang selamat. Kejadian inilah yang mengharuskan Elang hidup di panti asuhan. Dan 15 tahun kemudian, sebuah mimpi aneh pun mengubah hidup Elang. Saat tiga hari berturut-turut, Elang di datangi kakek buyutnya yang bernama Ki Sandaka. Mendiang Ki Sandaka membuka sebuah rahasia ilmu turunan, yang sempat ditolak oleh almarhum kakek Elang dulu. Dan setelah Elang menguasai ilmu turunan itu. Maka sebuah era Petualangan dalam hidup sang Elang pun dimulai. Sebuah petualangan menembus batas, yang bahkan tak pernah dibayangkan Elang harus dijalani dalam hidupnya..! Penuh intrik, pengkhianatan, pertarungan hidup mati, dan hasrat yang terlarang ! Menaklukkan banyak tokoh hitam dan meluluhkan tak sedikit hati kaum hawa. Melangkah dengan hati berdarah di atas penyesalan. Hingga cinta sejatinya datang menyapa..! Kuy ahh..!!
Lihat lebih banyakSebuah mobil sedan yang membawa sepasang suami istri, dan seorang anak lelaki berusia 3 tahun nampak meluncur tak terkendali.
Di depan mobil itu, terpampang sebuah kelokkan tajam lembah Cipanas yang curam dan dalam. Ya, akibat menghindari pengemudi motor yang ugal-ugalan di jalan. Rupanya Sukanta tak bisa melihat, bahwa di depannya terdapat tikungan tajam, “Awas Pahhh..!!” teriak panik dan ketakutan Wulandari sang istri. Sang suami berusaha mengendalikan mobilnya yang oleng. Dan tak sengaja dalam kepanikkannya melihat lembah curam di depannya, Sukanta malah menginjak gas dan rem bersamaan. Brrrmm...!! Ciitttt..!! “Huhuhuuu..! Elang takut Mahh, Pahh,” tangis sang anak, yang menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi. “Pahh..! Innalillahi ...!!” teriak sang istri, wajahnya pucat pasi. “Astaghfirullahaladzim ....!!” seru sang suami keras. Dan tak ayal mobilnya menabrak pagar besi di bibir lembah. Braagghhh !! Pagar besi pun roboh. Sadar akan jatuh ke lembah curam yang tinggi, Wulandari membuka lebar-lebar jendela mobilnya dengan tangan gemetar. Lembah curam setinggi 30 meter dengan sungai berbatu-batu besar. Seolah menjadi pemandangan terakhir, yang sangat mengerikkan bagi mereka di bawah sana. “Elang Prayoga,..! Jadilah anak yang sholeh dan pintar ya. Maafkan Mamah dan Papah akan pergi terlalu cepat,” ucap Wulandari gemetar dan mata basah, sambil mencium putra satu-satunya yang bernama Elang Prayoga itu. “Mahh.. Pahh..! Takut Mahh..!” hanya itu seruan yang bisa dikatakan Elang. Wulandari melihat celah semak di bawah yang agak landai. Kendati mobil dalam kondisi melayang jatuh. "Maafkan mamah Elang..!" ucap lirih bergetar Wulandari. Lalu dia melemparkan putranya ke arah semak itu melalui jendela mobil yang terbuka lebar Wushh..! “Mamahhhh !! huhuuuu !” teriakkan terakhir Elang disertai tangisannya terdengar memilukan. “La..ilahaillallah Muhammadarrasulullah !” sebut pak Sukanta, sambil memeluk Wulandari. "Lailahaillallah.. muhammadarrasulullah,” seru Wulandari mengikuti, seraya menyusupkan wajahnya di dalam pelukkan sang suami. Ya, keduanya telah pasrah dan berserah, atas segala takdir yang kini sangat buruk mereka rasakan. Mobil pun jatuh tepat di sebuah batu besar, yang terhampar di sungai kecil itu, Braagghhhhh !! Gedubraakhh !! Bemper mobil langsung hancur seketika, saat menghantam batu besar itu. Lalu mobil ringsek itu pun terpental kembali, dan menghantam batu lain di sebelah kirinya. Dan.. Blaarrrrkhs..!! Mobil pun meledak dahsyat dan berkobar terlalap api..! *** Raungan sirene ambulan terdengar bersahutan nyaring. Rombongan ambulan itu mendatangi lokasi kecelakaan di lembah Cipanas, yang hendak membawa dua jenazah korban kecelakaan. Tampak tim evakuasi telah berhasil mengangkat jenazah Sukanta dan Wulandari, yang dalam kondisi hangus total tak bisa dikenali lagi. Posisi kedua jenazah tersebut membuat siapapun yang melihatnya akan trenyuh, karena masih dalam posisi saling berpelukkan erat. Seolah memperlihatkan, jika janji sehidup semati telah tunai mereka buktikan. Tim evakuasi juga berhasil menyelamatkan seorang anak laki-laki kecil berusia sekitar 3 tahunan, yang dalam kondisi pingsan saat ia ditemukan. Sepertinya anak itu pingsan karena menangis terus menerus, dan tak kuat menahan rasa penat yang dideritanya. Karena terhitung selama 5 jam lebih, anak itu berada di semak-semak di tengah lembah. Sebelum tim evakuasi akhirnya datang menyelamatkannya. Ya, anak kecil itu adalah Elang Prayoga adanya..! Tim evakuasi sama sekali tidak menemukan kartu identitas apapun. Karena semua badan dan isi mobil terbakar total. Elang tersadar, setelah dirinya berada di sebuah rumah sakit. Dan saat itu Elang sama sekali tak bisa bicara. Karena rasa trauma dan shock yang di alaminya. Akibat kecelakaan tragis kedua orangtuanya, yang terpampang langsung di depan matanya. Setelah empat hari berada di rumah sakit, dan tak ada seorang pun sanak family yang menjemputnya. Akhirnya pihak rumah sakit menyerahkan Elang ke yayasan panti asuhan, yang berada satu wilayah dengan rumah sakit tersebut di wilayah Ciawi. *** Telah hampir dua minggu Elang tinggal di panti asuhan ‘Harapan Bangsa’. Sebuah panti yang dikelola oleh seorang ibu yang baik dan penyabar, ibu Nunik namanya. Ibu Nunik dibantu oleh bu Herlin dan bu Sati. Sudah belasan tahun Bu Nunik mengelola panti asuhan itu. Tercatat ada 47 anak yatim piatu, yang tinggal di panti asuhan yang dikelolanya. Dengan Elang termasuk di dalamnya. Pagi itu Elang sudah bangun, seperti halnya anak-anak lain di panti asuhan tersebut. Mereka terbiasa melakukan kegiatan beberes kamar dan lingkungan panti asuhan. Lalu dilanjut dengan berolahraga bersama. Selesai berolahraga maka semuanya berkumpul di aula panti asuhan. Untuk acara sarapan bersama, yang disiapkan oleh bu Herlin dan bu Sati. Menu yang sederhana sekalipun akan terasa nikmat, jika kedua ibu itu yang memasaknya. Elang bisa dikatakan adalah anak terkecil dan termuda, di antara anak-anak yang berada di panti asuhan ‘Harapan Bangsa’. Dengan usianya yang masih 3 tahun, dan masih belum bisa bicara, akibat trauma yang dialaminya. Maka Elang mendapat perhatian khusus dari Bu Nunik. Bu Nunik terlihat sangat telaten merawat Elang. Hal mana sedikit menimbulkan rasa iri, dari beberapa anak yang telah lebih dulu berada di sana. Kali ini Bu Nunik berniat mengajarkan tentang nama anggota keluarga sederhana pada Elang. “Nak, kamu bisa katakan ini siapa ?” tanya bu Nunik. Dia menunjukkan foto sebuah keluarga, yang terdiri dari sepasang suami istri dan anak. “Ibu,” ucap bu Nunik, sambil menunjuk foto wanita dewasa dalam foto itu. “Ayah,” ucap bu Nunik lagi, sambil menunjuk foto pria dewasa. “Elang,” ucap Elang pelan, sambil menunjuk foto anak laki kecil di foto itu. “A..apa anak ! U-ulangi sekali lagi.!" seru bu Nunik kaget dan gembira sekali hatinya, mendengar sepatah kata yang di ucapkan Elang. “Mamah, Papahh, Elang,” ucap Elang mulai tenang dan jelas, dalam mengucap kata. Ya, Elang menunjuk foto wanita dewasa sebagai Mamah, pria dewasa sebagai Papah, dan anak laki kecil dalam foto itu sebagai dirinya. Bu Nunik langsung menggendong Elang dan mendekapnya erat, hatinya terasa amat bahagia. Sungguh pantas memang Bu Nunik ini menyandang nama sebagai pengelola panti asuhan. Karena memang hatinya begitu penuh kasih dan sayang, bagi semua anak-anak di dalam panti asuhan yang dikelolanya. “Akhirnya kamu bisa bicara anakku, Elang,” ucap bu Nunik serak. Mendengar bu Nunik berkata demikian, bu Herlin dan bu Sati yang berada tak jauh darinya pun mendekat. "Benarkah dia sudah bisa bicara Mbak..?!" seru senang bu Sati. Bu Nunik hanya bisa mengangguk, dengan mata yang masih beriak basah. Ya, sejak pertama kali dia melihat Elang. Entah kenapa hati Bu Nunik langsung merasa suka dan sayang sekali pada anak itu. “Aih aih, anak yang ganteng ini namanya siapa ya ?” tanya bu Sati, sambil mencubit pelan pipi Elang. “Elang Prayoga,” sahut Elang, polos dan jelas. “Wahh. Benar dia sudah bisa bicara !” seru bu Herlin. Hari itu pun suasana di panti asuhan ‘Harapan Bangsa’ diliputi oleh nuansa kebahagiaan. Ya, seorang anak lagi identitasnya bisa diketahui, walau hanya sebuah nama. Ada beberapa anak di panti, yang bahkan pihak panti sendiri yang harus memberi mereka nama. Karena mereka masih bayi saat masuk ke panti asuhan. Hari berganti bulan, dan tahun demi tahun pun berganti. Tak mengenal kata mundur. Tak terasa sudah 15 tahun lamanya, Elang berada di panti asuhan ‘Harapan Bangsa’. Itu artinya Elang sudah menginjak usia 18 tahun lebih saat itu. Elang sudah tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan cukup tampan. Tubuhnya sedang namun berisi. Karena Elang memang rajin bangun pagi, berolahraga, dan membersihkan lingkungan panti, sebelum ia berangkat ke sekolah. Rambutnya berombak tebal, matanya bening dan tajam, dengan tinggi badan sekitar 178cm. Elang baru saja lulus SMA sebulan yang lalu. Banyak teman sekolahnya dulu yang suka mampir di panti. Untuk sekedar ngobrol dan bertanya, soal tugas-tugas sekolahnya. Elang memang anak yang cerdas dan rajin di sekolahnya. Pembawaannya juga supel, sehingga baik teman lelaki maupun wanita banyak yang menyukainya. Bahkan para guru pun menyayangkan, saat Elang tidak melanjutkan pendidikkannya ke perguruan tinggi. Akibat keterbatasan keuangan pihak panti asuhan. “Maafkan ibu ya Elang. Semua perhiasan dan barang berharga di panti ini, jika ibu jual juga belum cukup untuk membiayai kuliahmu Nak,” ucap bu Nunik, yang kini sudah agak renta. Namun tetap berkeras mengelola panti asuhan. “Sementara adik-adikmu juga masih harus meneruskan sekolah mereka. Minimal hingga SMA seperti dirimu Elang,” ucap bu Nunik lagi. “Tak apa-apa Ibu. Elang nggak harus kok melanjutkan ke perguruan tinggi. Yang penting adik-adik bisa terus bersekolah. Elang akan mulai mencari pekerjaan apa saja besok ya bu,” ucap Elang dengan hati trenyuh. Sesak hati Elang, mendengar bu Nunik sampai hendak menjual perhiasan dan barang berharga di panti. Agar dia bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. “Maafkan ibu, Elang,” ucap serak bu Nunik. Dia sangat menyayangkan predikat Elang, yang menjadi bintang pelajar di sekolahnya. Namun keadaan memaksanya harus berakhir seperti itu. “Tak apa Ibu sayang,” ucap Elang seraya mendekap bu Nunik. Perempuan yang telah dianggap, sebagai ibu kandungnya sendiri itu. Elang sangat patuh dan sayang pada ibu yang satu ini. Karena ketulusan hati Bu Nunik telah dirasakannya, sejak ia masih kecil. Malam itu...."Hiaahh..!" Wuussh..!! Srenggana berseru keras, seraya lepaskan pukulan 'Gebyar Jagad'nya. Selarik cahaya merah berhawa sangat panas melesat deras ke arah sosok Eyang Lima Nyawa. "Hiaahh..!" Splaats..!! Batara ikut berseru lontarkan pukulan pamungkasnya 'Langit Pecah Bumi Bergolak'. Sebuah bola energi bercahaya merah terang, dengan cahaya putih menyilaukan ditengahnya melesat deras ke arah Eyang Lima Nyawa. "Hahahaa..!" Byaarrsh..!! Kembali Eyang Lima Nyawa kerahkan aji 'Selimut Mentari'nya', sosoknya kembali diselubungi bola besar yang bercahaya menyilaukan bagai mentari. BLAARRRZZSSTTTKKHHH..!!! Bumi di sekitar area pertarungan mereka ambyar berantakkan. Terjadi pecahan gelombang energi super panas, yang menghempas ke segala arah. Tanah berpasir di bawah sosok Eyang Lima Nyawa, yang dihantam dua pukulan dahsyat itu, ambyar pecah dan melesak dalam. Pasir pantai bertebaran di udara dalam keadaan menyala merah, bagai percikkan bara. Dahsyat..! Namun ... "Hahahaaa..!! Hanya
"Boo ... boo ... boo! Rupanya begitu..! Baik kukatakan saja pada kalian. Aku Eyang Lima Nyawa, guru dari Kebo Sena..! Kedatanganku ke tlatah ini, adalah hendak mencari dan menantang orang bernama Elang Prayoga..! Untuk bertarung denganku sampai ada yang mati..!" sentak murka Eyang Lima Nyawa akhirnya. "Hmm..! Begitu rupanya maksud kedatanganmu..! Pendekar Penembus Batas terlalu tinggi untuk menghadapimu Eyang Lima Nyawa..! Hadapi dulu aku, jika kau ingin menghadapi Elang Prayoga..!" seru Senggana Maruthi, yang naik pitam dengan keangkuhan Eyang Lima Nyawa. "Boo ... boo ... booo..! Bedebah kau manusia monyet..!! Jangan salahkan aku jika bulu putihmu berubah hitam terbakar..!!" bentak Eyang Lima Nyawa memaki murka. Dirinya merasa direndahkan oleh Srenggana Maruthi, dengan mengatakan Elang terlalu tinggi untuk melawannya. Byaarrshk..!! Tanpa menjawab, Srenggana ledakkan 'power' penuhnya. Gelombang energi panas seketika menghempas dari sosok Srenggana. Pasir pantai beterbangan di
Ya, sesungguhnya diam-diam Elang telah menciptakan jurus serta ajian baru. Dalam latihannya di dimensi Selaksa Naga itu. Jentikkan jari yang digunakan untuk menangkis serangan Prahasta Yoga tadi. Itu juga merupakan salah satu dari jurus baru ciptaannya, yang bernama jurus 'Jari Halilintar Emas'..! Jurus 'Jari Halilintar Emas' ini diciptakan Elang, untuk menyalurkan 'power'nya yang kini 'luber' di pusat energinya. Ya, melakukan hening di air terjun Naga Moksa, dan olah nafas diatas lempengan batu hijau Lembah Hijrah Naga. Ternyata hal itu semua memacu dengan cepat sekali peningkatan 'power', serta kematangan ilmu-ilmu yang dikuasai Elang. Elang sendiri sesungguhnya merasa heran, dengan powernya yang tiba-tiba bagai mengisi di seluruh bagian tubuhnya. Dia kini bisa mengerahkan dan mengarahkan 'power' itu, dari seluruh bagian tubuhnya. Tanpa dia harus melakukan persiapan atau olah nafas lagi, seperti halnya para pendekar kebanyakkan. Serangan ataupun powernya bisa dilontarkan beg
Sebagai rumah makan Yang laris dan terkenal. Tentunya gangguan tak satu dua kali, mencoba datang di rumah makan Bu Laras. Dari yang sifatnya ghaib hingga fisik, telah beberapa kali mencoba mengganggu usaha rumah makan Bu Laras. Namun kesemuanya bagai tak dirasakan dampaknya oleh Bu Laras dan rumah makannya. Kenapa bisa demikian..?! Hal itu tak lain karena 'pagaran Perisai Sukma', yang pernah diterapkan Elang pada kediaman Bu Laras. Dan karena lokasi rumah makannya berada di halaman depan rumahnya. Maka secara otomatis, rumah makan itu masuk dalam 'pagaran' pelindung yang dibuat Elang. Biasanya, jika ada orang yang melakukan serangan ghaib ke rumah makannya. Maka pada pagi harinya, saat membersihkan halaman depan rumah makannya. Bu Laras akan menemukan kain putih, telur busuk, kumpulan jarum, atau juga tanah kuburan, yang berserakkan di halaman depan rumah makannya. Hal itu dikarenakan serangan-serangan ghaib itu tak mampu, atau gagal menembus 'pagaran' yang telah dibuat oleh E
Ya, Prasti memang sudah mendengar, cerita tentang kehidupan Elang di dimensinya. Cerita yang didengar Prasti dari mulut Elang sendiri. Tentang Nadya istrinya, tentang asal usul Elang yang yatim piatu sejak kecil. Dan juga tentang dari mana Elang mendapatkan kemampuan bela dirinya. Ya, rupanya tak ada yang disembunyikan Elang dari Prasti. "Nadya tak akan mengatakan demikian padamu Prasti, dia adalah wanita yang baik dan tulus mencintaiku. Dia bahkan pernah menyuruhku menikahi wanita lain yang dekat dengannya, karena dia tahu betapa wanita itu mencintaiku. Tapi aku menolaknya Prasti. Karena aku hanya mencintai Nadya, dan tidak mencintai wanita itu," ujar Elang, menceritakan tentang pribadi Nadya pada Prasti. "Ahh..! Baik sekali Mbak Nadya itu Mas Yoga. Prasti ingin sekali bertemu dan mengenalnya, andai saja itu mungkin. Mas Yoga. Jika Mas Yoga memutuskan menikahi Prasti, hanya untuk sekedar menjadi pelepas kebutuhan Mas Yoga. Maka Prasti akan menerima dan cukup bahagia dengan it
"Kirani, biar kutemani kau minum tuak..!" Glekk, glekk, glekk..! Pandu berkata santai, seraya mengambil sebuah tabung tuak yang baru diantar sang pelayan tadi. Dan dia pun langsung menenggaknya. Ya, Pandu memang sudah menjadi Raja Gandaran. Tapi dalam kesehariannya, ternyata dia lebih suka berjalan keluar istana dan menyamar jadi rakyat jelata. Karena sesungguhnya, dia memang lebih menyukai kehidupannya sebagai pendekar yang bebas berkelana. Pandu memang sengaja melakukan penyamaran, untuk bisa mendengar langsung apa yang sebenarnya diinginkan rakyatnya. Cukup unik memang cara yang dilakukan Raja Gandaran ini. Namun memang cukup efektif, untuk mengetahui mana lebih dulu hal yang harus diutamakan, demi kepentingan rakyatnya. Skala prioritas, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan, apa sebenarnya yang sedang ingin dilakukan Raja Pandu saat itu. "Ahh, Mas ehh ... Paduka Raja, kenapa paduka tak berada di istana saja?" tanya Kirani agak kikuk menyebut Pandu. Karena Kirani terb
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen