Langkah kaki Keira terdengar mantap di koridor Ravindra Group pagi itu. Tumit stiletonya mengetuk lantai marmer, mengiringi pandangan karyawan yang berbisik-bisik di belakangnya. Sejak kemarin, sejak rekaman sabotase itu diperdengarkan di ruang rapat dewan, semua orang tahu: Keira kembali. Tapi mereka juga tahu, keberadaannya berarti masalah baru bisa muncul kapan saja.Keira pura-pura tak peduli. Ia melangkah menuju ruangannya — ya, ruang lama yang dulu pernah ia duduki, tepat di luar pintu kantor Andre. Di meja itu, ia bukan hanya seorang sekretaris, melainkan seseorang yang selalu berada dalam lingkaran inti sang CEO.Begitu pintu ruangannya tertutup, Keira meletakkan map hitam di meja, menarik napas panjang. Ia tahu, setiap mata di lantai itu mengawasinya. Ada yang ingin tahu seberapa jauh ia berani melawan Gunawan, ada juga yang sekadar menunggu kapan ia akan kembali jatuh.Di balik kaca besar, Andre berdiri dengan tangan di saku celananya, memperhatikannya
Terakhir Diperbarui : 2025-08-23 Baca selengkapnya