Telepon itu terlepas dari genggaman Alena. Suara suster tadi—"Adrian melarikan diri"—masih bergema di kepalanya, seperti mantra mengerikan yang tak bisa dihentikan."Nona?" Suster itu mendekat, matanya penuh kecemasan. "Anda baik-baik saja?"Alena tidak menjawab. Kakinya mendadak lemas, napasnya tersengal. Ruangan rumah sakit yang semula terasa aman tiba-tiba berubah menjadi sangkar rapuh yang bisa ditembus kapan saja.Dengan suara bergetar, ia akhirnya berbisik, "Panggil... Inspektur Wijaya. Sekarang juga."Tak sampai sepuluh menit, Inspektur Wijaya datang bersama dua petugas berseragam. Wajahnya tegang, langkahnya cepat."Nona Alena," katanya tanpa basa-basi, "kami harus segera memindahkan Anda ke tempat yang lebih aman."Alena menatapnya penuh kebingungan. "Bagaimana bisa dia kabur? Bukankah rumah sakit itu dijaga ketat?""Memang seharusnya begitu. Tapi ada kelalaian. Adrian memanfaatkan saat pergantian shift petugas. Dia hilang sejak pukul dua dini hari." Inspektur membantu Alena
Last Updated : 2025-08-23 Read more