"Ashley, kamu? hamil," ucapnya dengan suara pelan, seolah tak percaya.Ashley membeku.Seluruh tubuhnya terasa seperti meleleh. Napasnya tersengal. Ia tidak tahu harus merasa bahagia, terkejut, atau malah semakin hancur. Semuanya bercampur dalam satu pusaran perasaan yang membuatnya ingin berteriak."Tidak? tidak mungkin?" bisiknya. "Ini semua? Terlalu banyak?"Ia berdiri dari kursi dengan langkah gemetar. "Suami saya meninggal? jantungnya diambil? dan sekarang? saya mengandung? siapa yang?bagaimana saya bisa menjelaskan ini?!" batinnya."B-bagaimana bisa?!"Bram bangkit dan mencoba menenangkannya. "Ashley, tolong duduk dulu. Kita bicarakan ini baik-baik. Kau sedang terkejut. Aku paham."Campuran perasaan menyerbunya secara brutal?marah, sedih, kecewa, bingung, bahkan sedikit takut. Air matanya mulai menggenang, tapi ia menunduk cepat, menahan agar tak tumpah di depan orang lain."Ngomong-ngomong... selamat, ya ..." kata Bram dengan suara hati-hati.Ashley hanya tersenyum kecil?senyum
Last Updated : 2025-05-28 Read more