Yuvi memelotot ke arahnya dengan kesal.Victor mengulurkan tangan, lalu menjepit hidung mungilnya dengan jarinya. "Lapar nggak?"Yuvi menepis tangannya, lalu menjawab dengan jujur, "Lapar."Victor membalas, "Kalau begitu, aku akan masak untukmu."Victor menyingkap selimut dan turun dari ranjang, lalu mulai berpakaian.Yuvi tidak berani menatapnya. Namun jujur saja, di depan mata ada pria tampan luar biasa yang sedang berpakaian. Kalau tidak melihat rasanya rugi, kalau melihat jelas jadi jamuan yang menyenangkan bagi mata.Yuvi diam-diam mencuri pandang. Dia melihat Victor sudah mengenakan celana panjang, lalu mengambil kemeja putih. Tubuhnya termasuk tipe yang berotot saat tanpa pakaian, tetapi terlihat ramping saat berpakaian. Posturnya tinggi, tegap, penuh karisma, dengan gaya yang begitu memikat. Kini, ketika dia mengenakan kemeja putih dan perlahan memasangkan kancing satu per satu, pesonanya makin tak terbantahkan.Jemari panjang dan putihnya bergerak cekatan. Seolah-olah sadar ak
Read more