Pernah. Mereka pernah mengatakan hal itu, bukan hanya satu kali, tetapi dalam beberapa situasi yang berdekatan, terlebih saat Ghania naik level lebih cepat dibanding anak didik akademik modelling itu sebelumnya.Ghania cukup tahu diri, dia tersenyum saat ditanya seperti itu, berusaha bersembunyi di balik bingkai manis di bibirnya. "Aman kok, Pak Petra, semuanya ..., baik."Jelas. Ghania berbohong. Senyuman bisa dipalsukan, tetapi mata? Tentu tidak bisa, pria bertubuh tegap itu menyadari jika gadis itu cukup patuh dan tangguh, di akhir tatapannya, Petra menghela napas."Kamu hanya perlu ingat satu hal," tukas Petra, sorot matanya menerobos ke partikel tatapan Ghania.Tegang dan berdebar. Tubuh Ghania bereaksi secara natural, saliva yang tertelan terasa kering. "Apa, Pak?""Kamu datang ke perusahaan karena Pak Davian mau kamu ada di dekat Nona Illa, membantunya stabil setelah kehilangan, itu poin utamanya," terang Petra dengan akurasi suara yang tepat dan tegas.Ghania mengangguk. Dia p
Last Updated : 2025-06-26 Read more