Langit sudah mulai berwarna jingga ketika Esti melirik jam tangan. Ais masih berceloteh dengan Erlin, sementara Mei duduk tenang di sisi sofa, lebih banyak diam tapi tak lagi terlihat enggan."Kita pulang ya," ujar Esti pelan, cukup untuk didengar anak-anak. Ais langsung memekik kecewa."Yah, padahal Ais masih mau main!"Esti tersenyum sambil mengelus rambut putrinya. "Lain kali kita ke sini lagi."Haris bangkit berdiri. "Aku antar sampai mobil," katanya ragu-ragu, menatap Esti sejenak, lalu beralih pada anak-anak.Mei berdiri duluan. Tak ada pelukan, tapi ia tidak menjauh saat Haris berdiri di dekatnya. Sebuah kemajuan kecil yang dirasakan semua orang di ruangan, meski tak ada yang mengucapkannya.Ais langsung memeluk Haris. "Ayah, lain kali ikut ke mall, ya!""Insya Allah," jawab Haris, suaranya parau. Ia mengelus kepala Ais dengan lembut, seolah menanamkan semua rasa rindunya ke dalam gerakan itu.Di depan rumah, angin sore berembus ringan. Langit perlahan berubah gelap. Haris memb
Last Updated : 2025-06-01 Read more