“Kamu akan menyesal mengusirku, Nicho…” Jenya menghapus air matanya saat berbalik dan keluar dari rumah sakit itu. Sungguh, dirinya merasa terluka, dia bingung kemana akan lari setelahnya. Jenya menarik nafas panjang, lalu menaikkan masker dan kacamatanya.Sebelum dia melanjutkan langkahnya, seorang pria jangkung tiba-tiba menyapa. “Jenya, ini benar kamu kan? Masih ingat denganku?” Jenya merasa akrab dengan pria itu, namun dia tidak ingat pernah bertemu dengannya dimana. Keningnya mengernyit berpikir. “Tunggu! Kalau nggak salah namamu, Richard kan?”Pria itu tersenyum sambil menjentikkan jarinya, “Correct, kukira kamu nggak ingat lagi.” Dia memperhatikan situasi sekitar Jenya yang sedang sendirian. “Kamu mau kemana?”“Mmm, cuma jalan-jalan, kebetulan pikiranku sedang suntuk. Kamu ada waktu?” Pria itu melihat jamnya, dia merasa Jenya perlu teman mengobrol. “Ya, mungkin aku luang sampai sore nanti. Dan, belakangan ini aku lihat berita tentangmu, apa kamu butuh bantuan?”Pria ini terl
Last Updated : 2025-05-25 Read more