Hampa, tak ada semangat hidup. Kalau disuruh memilih, Viana lebih memilih Ibu, ayah, dan kakeknya hidup kembali dari pada kaya.Pukul 1 siang mereka tiba di rumah.“Ayo.” Galla meraih tangan Viana yang ogah-ogahan masuk ke rumah ini lagi. Hari ini Vonny, Gustav, Michael memang datang ke pemakaman Kakeknya. Menabur bunga tapi menganggapnya makluk tak kasat mata. Ya. hanya formalitas karena tidak enak dipandang tetangga dan saudara bila tidak datang.Vonny segera menuju dapur, mengecek masakan yang tadi titipkan ke Airi. Mencicipi rasanya menggunakan sendok dan puas dengan hasilnya.Vonny memanggil satu per satu anggotanya untuk makan siang, kecuali Viana, karena dia makluk tak kasat mata.“Yuk makan,” ajak Galla kepada Viana.Viana tidak mau, karena namanya tidak dipanggil.“Mama nggak panggil kamu, tapi aku mengajakmu, yuk.”Meski ogah, Viana ikut.Reyna heran, Vonny menuangkan banyak lauk ke piringnya, Michael, Gustav dan Galla tapi tidak dengan Viana.“Kak Viana nggak makan daging s
Terakhir Diperbarui : 2025-05-11 Baca selengkapnya