Pagi itu langit Jakarta mendung, seolah ikut merasakan beratnya langkah Rachel menuju gedung pengadilan. Gaun hitam sederhana membalut tubuhnya, rambutnya disanggul rapi tanpa hiasan. Martin berjalan di sampingnya, menggenggam erat tangannya. Keduanya diam, hanya suara langkah kaki yang menggema di lorong panjang menuju ruang sidang.Hari ini adalah sidang penentuan—sengketa warisan yang telah menyeret Rachel ke pusaran konflik keluarga besar Martin akan diputuskan. Semua mata tertuju padanya: media, pihak lawan, bahkan pengusaha-pengusaha yang dulu menjilat kaki keluarga Anshari.Rachel menatap Martin sejenak. “Apa pun yang terjadi, aku ingin kamu tahu… aku tak pernah ingin ini semua.”Martin membalas tatapannya, penuh keyakinan. “Dan aku tak pernah menyesal memilihmu, Rachel.”Pintu ruang sidang terbuka. Mereka masuk, kursi-kursi penuh sesak. Di kursi penggugat, duduk Tante Renata dengan raut angkuh, ditemani pengacara asing yang tampak menatap Rachel seperti mangsa. Di seberang, R
Last Updated : 2025-06-21 Read more