ISTRI LUPA DIRI

ISTRI LUPA DIRI

last updateLast Updated : 2025-05-28
By:  Rae JasmineUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
83Chapters
299views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Rachel, seorang perempuan miskin, menjalani hidup yang penuh penderitaan bersama ibunya yang sudah tua. Sejak kecil, ia terbiasa berjuang untuk bertahan hidup dalam menghadapi kesulitan demi kesulitan tanpa ada yang benar-benar peduli padanya. Namun, hidupnya berubah ketika Martin seorang pria kaya raya yang baik hati datang untuk melamarnya. Pernikahan dengan Martin bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan bagi Rachel. Semua kesulitan yang dulu membebani hidupnya kini sirna. Ia bisa menikmati kehidupan mewah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rachel merasa beruntung memiliki suami yang begitu mencintainya dan memberinya segalanya tanpa syarat. Namun, kemewahan perlahan mengubah hati Rachel. Ia mulai merasa malu dengan latar belakangnya yang miskin dan memilih menjauh dari keluarganya. Keangkuhan menguasai dirinya, membuatnya lupa bagaimana sulitnya hidup sebelum bertemu Martin. Ketika Martin jatuh sakit dan tidak lagi bisa mengurus bisnisnya, Rachel melihat ini sebagai kesempatan emas. Keserakahannya tumbuh, dan ia mulai berusaha menguasai seluruh harta yang belum sepenuhnya berada di tangannya. Namun, karma datang lebih cepat dari yang ia duga. Sebuah kecelakaan tragis membuat Rachel terbaring tak berdaya di rumah sakit. Kesakitan dan kehilangan segalanya membuatnya sadar akan semua kesalahannya. Di saat ia merasa sudah terlambat untuk menebus semuanya, Martin tetap ada di sisinya. Meski dikhianati, Martin masih mencintai Rachel dan bersedia memberinya kesempatan kedua. Tapi, apakah Rachel benar-benar bisa berubah? Ataukah kesalahannya terlalu besar untuk dimaafkan?

View More

Chapter 1

Bab 1: Hidup dalam Kemiskinan

Rachel menatap langit-langit rumahnya yang sudah mulai rapuh. Atap bocor di sana-sini, dan dinding kayu yang lapuk membuat angin dingin leluasa masuk. Malam itu, ia duduk di samping ranjang kayu tempat ibunya terbaring lemah. Napas wanita tua itu terdengar pelan dan berat, seolah setiap hembusan membutuhkan tenaga besar.

“Ibu, makanlah dulu.” Rachel menyodorkan semangkuk bubur yang hampir dingin.

Sang ibu menggeleng pelan, menatapnya dengan mata sayu. “Kamu sudah makan, Nak?”

Rachel tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan kenyataan. “Sudah, Bu.”

Padahal, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun.

Bohong demi kebaikan sudah menjadi kebiasaannya. Ia lebih memilih menahan lapar asalkan ibunya bisa makan, meski hanya sedikit.

Hidup mereka selalu penuh kekurangan. Sejak ayahnya meninggal, Rachel dan ibunya hidup dalam kemiskinan. Setiap hari, ia bekerja sebagai pelayan di restoran kecil, mencoba mengumpulkan uang untuk bertahan hidup. Namun, gaji kecilnya nyaris tak cukup untuk membiayai pengobatan ibunya yang semakin hari semakin memburuk.

Rachel menatap wajah ibunya yang mulai tertidur. Hatinya nyeri. Ia tak ingin kehilangan satu-satunya keluarga yang tersisa. Tapi bagaimana caranya menyelamatkan ibunya tanpa uang?

Sambil menghela napas panjang, ia berbaring di atas tikar lusuh di lantai. Malam itu, perutnya kembali kosong, tapi ia memaksakan diri untuk tidur. Besok, hari baru menantinya.

Keesokan harinya, restoran tempat Rachel bekerja lebih ramai dari biasanya. Pelanggan datang silih berganti, membuatnya harus bergerak cepat mengantar pesanan.

“Rachel! Meja tujuh, cepat!” seru seorang koki dari dapur.

Rachel segera mengambil nampan berisi sup panas dan roti, lalu berjalan menuju meja yang dimaksud. Namun, sebelum ia sampai, seseorang dengan sengaja menjulurkan kaki ke depannya.

BRAK!

Rachel tersungkur ke lantai. Sup panas dalam mangkuk tumpah, mengenai celana pria yang duduk di meja itu.

“Astaga!” Pria itu berdiri dengan marah, menatap noda di celananya. “Kamu tidak punya mata, hah?!”

Rachel langsung bangkit dan menunduk dalam. “Saya minta maaf, Tuan. Saya tidak sengaja—”

“Dasar ceroboh!” Pria itu menarik kerah bajunya. “Tahu nggak berapa harga celana ini?! Aku bisa menuntutmu!”

Rachel menggigit bibir, tubuhnya gemetar. Ia ingin menangis, tapi tahu menangis tak akan menyelesaikan masalah.

Saat itu, suara berat dan dingin terdengar dari meja sebelah.

“Lepaskan dia.”

Semua orang menoleh.

Seorang pria duduk santai di kursinya, menyesap kopi dengan tenang. Meski ekspresinya datar, sorot matanya tajam dan berwibawa.

Rachel menelan ludah.

Pria itu berbeda dari pelanggan lain. Pakaiannya rapi, wajahnya tegas, dan caranya berbicara menunjukkan bahwa ia bukan orang biasa.

Pria yang menjegal Rachel langsung mundur selangkah. “Kau siapa? Jangan ikut campur!”

Pria berwibawa itu mengangkat alis. “Pemilik restoran ini.”

Keheningan menyelimuti ruangan.

Rachel membelalakkan mata. Pemilik restoran ini?

Seketika, pria yang tadi menganiaya Rachel berubah pucat.

“M-Maaf, Tuan Martin… saya tidak bermaksud”

“Keluar,” potong pria itu dengan nada dingin.

Tanpa menunggu perintah kedua, pria itu langsung kabur dari restoran.

Rachel masih berdiri terpaku, jantungnya berdebar kencang. Ia tak menyangka pria yang menolongnya adalah pemilik restoran ini—Martin Hartono, seorang pengusaha kaya raya.

Martin menatapnya. “Kamu tidak apa-apa?”

Rachel cepat-cepat mengangguk. “Terima kasih, Tuan.”

Martin tidak langsung menjawab. Ia justru menatap Rachel lama, seolah menilai sesuatu dalam dirinya.

“Berapa lama kamu bekerja di sini?” tanyanya.

Rachel terkejut dengan pertanyaannya, tapi ia menjawab jujur, “Sudah hampir dua tahun, Tuan.”

“Berapa gajimu?”

Rachel terdiam. Kenapa pria ini menanyakan hal seperti itu?

Martin menyesap kopinya, menunggu jawaban.

“Aku… aku hanya mendapat cukup untuk makan dan membayar sebagian kecil biaya obat ibuku,” kata Rachel lirih.

Martin menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak.

Lalu, tanpa berkata banyak, ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya yaitu selembar kartu nama dan meletakkannya di atas meja.

“Datanglah ke kantorku besok pagi,” katanya sebelum bangkit dan berjalan keluar dari restoran.

Rachel menatap kartu nama itu dengan bingung. Kenapa pria seperti Martin ingin bertemu dengannya?

Genggamannya mengerat, dadanya dipenuhi berbagai pertanyaan.

Apakah ini kesempatan yang bisa mengubah hidupnya? Atau justru jebakan berbahaya?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
83 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status