Jantung Ayla masih berdegup tak karuan. Ia sempat mengutuk dirinya sendiri karena mimpi panas tentang Victor, tubuhnya, dan bisikan-bisikan menggoda yang terasa terlalu nyata.Begitu pintu tertutup, Ayla menyandarkan tubuhnya ke belakang. "Sial, apa karena aku mabuk makanya aku bisa mimpi kayak gitu? Astaga Ayla, kau pantas mati," desisnya pelan.Ia menyentuh wajahnya yang masih panas. Bayangan tubuh Victor dalam mimpi itu kembali hadir. Kulitnya, otot perutnya, dan cara pria itu menyuruhnya menyentuhnya.“Arght!” Ayla memekik kecil dan menepuk wajahnya sendiri."Ah, kau masih membayangkan pria brengsek itu, Ayla? Kau memang pantas mati!"Dengan gerakan cepat, Ayla melepas jubahnya, berganti pakaian dengan kaos crew hitam dan celana panjang senada. Rambutnya dikuncir seadanya, lalu ia keluar dari kamar sambil menggantungkan ID card di leher.Lorong villa masih sepi, tapi di ruang belakang, tempat setting taman, suara-suara mulai terdengar. Ayla melangkah cepat ke arah tenda logistik.
Last Updated : 2025-06-03 Read more