“Jihan?” Aditya terpana saat Jihan menghempaskan tangannya saat mereka sudah di kamar rawat inap Rayna dan Damar. Lelaki itu menatap istrinya tidak mengerti. Dia berjalan pelan mendekati Jihan yang menangis di sofa sambil menutup wajah dengan kedua tangan.“Wanita itu mengandung anakmu, Mas!” Jihan mendesis kencang. Wanita itu menyandarkan punggung di sofa. Dia menatap Aditya yang sedang berjalan mendekatinya dengan wajah muram.Dengan ujung mata, Jihan bisa melihat kedua orangtuanya yang tadi sudah bersiap akan pulang duduk kembali. Burnian dan Namira saling berpandangan. Jihan mengembuskan napas kencang. Selama lima belas tahun pernikahan, ini pertama kalinya mereka bertengkar di depan Bapak dan Ibu. Baik Jihan maupun Aditya sepakat kalau ada masalah cukup mereka yang menyelesaikan sendiri, tidak perlu keluarga tahu dan ikut campur.Namun, Jihan tidak bisa menahan hati. Dia lelah dan tersakiti. Berbagai cobaan yang datang dan menghantam keluarga mereka membuat Jihan merasa bisa menj
Terakhir Diperbarui : 2025-05-16 Baca selengkapnya