Itu saja yang biasa dia lakukan. Selain mencoba menghubungi, karena lagi-lagi panggilannya ditolak. Jena menjadi kepikiran, apakah dia melakukan kesalahan? Dan akhirnya, kali ini dengan niatnya yang sudah diambang batas, dia berhasil menghubungi seseorang yang pergi dengan Brian ke Bogor. Jena berdiri di pagar pembatas sembari menyaksikan beberapa karyawan yang keluar masuk. [Halo? Kenapa, Je?]Jena tersenyum. Dia segera mengalihkan tatapnya pada gedung di hadapannya. “Mas, bisa kasih ke Brian nggak? Aku mau ngomong.”Terdengar helaan nafas panjang dari Riski, sebelum akhirnya terdengar suara yang sangat dia rindukan. [Halo, Mi? Maaf ya … aku nggak sempat ngabarin karena kita sibuk banget di sini. Tapi, sore ini langsung pulang kok.]“Sibuk banget sampai nggak bisa angkat telepon, ya kamu? Padahal aku rindu banget, lho!”Brian tertawa, namun tawanya tidak terdengar seperti biasanya. [Aku juga kok. Malah mungkin rinduku yang menggebu-gebu dari pada kamu.] Lalu, di sana Riski seperti
Terakhir Diperbarui : 2025-06-03 Baca selengkapnya