Happy Reading*****Suara salam dan ketukan pintu dari Khoirul tidak ditanggapi. Cukup lama lelaki itu berdiri menunggu sang istri membukakan pintu. Sang menantu tertua mendekatkan wajah ke kaca jendela, gelap tak ada yang mampu dia lihat. "Mama keluar kayaknya, Pa," ucap menantu tertua, Mufidah. "Bisa jadi, untung Papa bawa kunci serep. Ayo masuk!" Tangan Khoirul lincah memasukkan kunci yang dia ambil dari saku celana sebelah kiri. Sepi, tak ada seorang pun di dalam rumah. Kedua menantunya saling menatap heran, mereka memang tak mengetahui penyebab sang mertua pergi dan tak ikut menghadiri pernikahan Nafeeza. Penasaran sebenarnya, tetapi rasa itu masih mereka tahan. "Papa mau kopi? Aku buatkan," tanya sang menantu kedua, Diana. "Boleh, Nduk. Jangan terlalu manis, ya," jawab Khoirul dan diangguki oleh menantunya. Mufidah dan Diana berjalan ke arah dapur sambil berbisik, melempar pertanyaan yang mereka sendiri tak tahu jawabannya. "Lha, iya, Mbak. Apa sih alasan Mama?" kata Dian
Terakhir Diperbarui : 2025-06-24 Baca selengkapnya