Istri Warisan Sahabat

Istri Warisan Sahabat

last updateLast Updated : 2025-06-01
By:  pramudining Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
140Chapters
922views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Apa jadinya jika seorang perempuan yang sudah lama dicari dan dicintai, ternyata malah menjadi istri dari sahabatnya. Semua itu terjadi pada Haidar. Berusaha melupakan cintanya pada Hazimah, tetapi semesta malah menyatukan mereka, sedangkan Haidar sendiri sudah memiliki pasangan hidup. Apa yang harus Haidar lakukan?

View More

Chapter 1

1. Dilema

"Selamat, ya. Semoga kamu menjadi pemimpin yang amanah. Bisa membawa komisariat ini lebih maju dari sebelumnya. YAKUSA (yakin usaha sampai) sampai akhir kepengurusan nanti." Menangkupkan kedua tangannya. Gadis yang aneh menurut Haidar karena dia sudah bersikap acuh padanya. Namun, dia tetap bersikap sebaliknya.

Haidar baru saja ditetapkan sebagai ketua umum komisariat organisasi ekstra di fakultasnya. Dia mengalahkan gadis yang memberinya selamat tadi. Sebenarnya, rasa kagum terhadap gadis itu telah menghampiri hatinya. Namun, sisi egois seorang laki-laki telah mengalahkan semua perasaan pada sang gadis.

Sikap lelaki yang tak bisa dikalahkan oleh seorang perempuan telah mengakar kuat dalam hatinya. Bagaimana tidak, jika setiap mata kuliah yang diambil oleh Haidar nilainya selalu dibawah sang gadis. Bahkan pemilihan ketua senat kemarin, dia juga dikalahkan olehnya.

"Ya, terima kasih. Selamat juga buat kamu." Memandang sinis pada sang gadis, lalu pergi begitu saja. Melewatinya tanpa ucapan salam perpisahan. Selalu saja, hati dan perilakunya tak selaras terhadap sang gadis.

Gadis itu bukan tak mengerti arti tatapan sinis Haidar, tetapi dia sengaja mengabaikan semua. Sudah terlalu sering dia mendapat pandangan sinis dari Haidar. Namun, dia tak pernah menggubris semua itu, baginya menjalin sebanyak mungkin pertemanan jauh lebih baik daripada pusing memikirkan sikap sinis Haidar. Nyatanya, sikap humble yang dia tawarkan tak mampu meluluhkan hati Haidar.

"Hei! Lagi ngelamunin apa sih? Segitunya ngeliat ketum baru. Jangan katakan kamu naksir dia?" celetuk salah satu sahabat gadis itu.

"Ish, amit-amit kalau aku sampai naksir cowok kayak dia." Ia mengepalkan tangan kanan kemudian memukulkan pada keningnya sendiri beberapa kali.

Seolah-olah apa yang diperbuatnya bisa menghindari perkataan sahabatnya tadi.

Suara tawa sontak terdengar dari keduanya.

"Emang aneh dia. Kalau sama kamu juteknya minta ampun, tapi sama yang lain kok dia ramah banget, ya. Curiga nih, jadinya? Jangan ... jangan ...," ucapnya menggoda. Cubitan keras akhirnya melayang di lengan sahabatnya itu. "Aduh, ampun! Sakit, Ima, sayang."

"Makanya, kalau ngomong yang bener! Awas, sekali lagi aku dengar kayak tadi! Gak bakal mau aku jadi sahabatmu," ancam Hazimah. Mereka masih terus tertawa mengingat percakapannya.

Perbincangan dua sahabat itu sebenarnya tertangkap oleh indra pendengaran Haidar, tetapi dia acuh saja.

Dalam hatinya, ada rasa bahagia seandainya hal yang diungkap sahabat Hazimah itu benar adanya.

Namun entah mengapa setiap percakapan yang melibatkan mereka berdua, Haidar senantiasa menampakkan rasa sinis dan benci terhadap Hazimah.

Haidar tahu  perbuatannya itu akan menyakiti gadis itu, tetapi dia tidak bisa bersikap manis padanya seperti pada teman-temannya yang lain.

Dan Haidar menelan pil pahit itu sekarag.

Duduk termenung di sebuah kafe, Haidar mencoba menikmati rinai hujan yang turun ditemani secangkir coffelatte.

Salahkah jika pria itu masih berharap suatu keajaiban akan mempertemukannya dengan perempuan yang selama ini tak pernah diumbar namanya. Namun, selalu ia sematkan dalam bait-bait doa di sepertiga malamnya.

Berharap Rabbnya menuliskan dan menakdirkan Hazimah menjadi pendamping hidupnya.

Haidar mulai menyesali apa yang telah dilakukannya pada gadis itu.

Menyimpan cinta sendiri ternyata tak semudah bayangannya.

Lima tahun sudah berlalu, tetapi perasaannya masih sama.

Namun perbincangan dengan sang ibu membuatnya bimbang. 

"Le, kowe ngenteni opo meneh, tho. (Nak, kamu nunggu apalagi). Umurmu wis cukup gawe omah-omah (Usiamu sudah cukup untuk berumah tangga). Opo ra mesakne Bunda (apa gak kasihan Bunda)? Ayahmu wis sedo, mengko lak Bunda keburu sedo pisan, piye (sekarang Ayah sudah meninggal, nanti jika Bunda meninggal juga, bagaimana)?" ucap Bunda Haidar. Satu titik bening siap terjatuh dari kelopak mata bundanya. Tangan kanannya diletakkan di atas tangan kiri Haidar. Tangan kirinya mengusap lengan putranya, seolah berkata mengertilah posisi Bunda saat ini.

"Pun ngoten, Bun (jangan begitu, Bun)." Semua kata sanggahan untuk menolak bundanya serasa tercekat di tenggorokan Haidar. Bagaimana dia harus mengucap keberatan hatinya? Jika melihat kesedihan pada paras bundanya saja dia sudah kesakitan.

"Awakmu kie wis ngerti yen Bunda sakit-sakitan. Bunda mung pingin sak durunge sedo ndeleng awakmu omah-omah (kamu sudah tahu keadaan Bunda yang sakit-sakitan. Bunda cuma ingin melihat kamu berumah tangga sebelum Bunda meninggal)." Bulir-bulir bening itu telah jatuh mengaliri pipi bundanya, kala dia mengatakan hal itu.

Haidar, hanya mampu terdiam seribu bahasa melihat bundanya. Wajahnya dia palingkan agar tak melihat tangisan orang sangat dicintainya itu karena jauh di sana, hatinya, lebih sakit melihat keadaan ini. Tak disangka, diamnya itu dianggap sebagai jawaban iya oleh sang Bunda.

Tanpa mengikutsertakannya dalam penyampaian niat tersebut, wanita yang dihormatinya itu telah berkunjung ke rumah sang gadis bersama kakak iparnya.

Sekarang apa yang harus dia lakukan?


Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Mujahidul Islam
sangat bagus emang ceritanya, ditunggu kelanjutan IMA Dan Ain
2025-05-11 21:21:21
1
user avatar
pramudining
Selamat datang di cerita terbaruku. Yuk, masukkan ke daftar perpustakaan. Ceritanya insya Allah menarik dan mengharu-biru
2025-04-10 18:46:28
0
140 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status