Harika masih tertawa kecil ketika Alister menyesap air mineral dari gelasnya. “Kalau bukan karena ancaman pemecatan tadi, saya pasti bakal ngira ini date, loh, Pak.”Alister nyaris tersedak. “Date?”“Ya, maksud saya, kan kita makan berdua di rooftop, pemandangannya cakep, musiknya slow jazz, tinggal kurang lilin sama bunga aja,” gumam Harika sembari mengunyah es batu seperti tak sadar sudah melempar bom atom ke tengah suasana.Alister menatapnya tajam. “Harika.”“Ya?” Harika pura-pura polos, walau pipinya memerah.“Kalau ini date, kamu pasti udah dipecat,” sahut Alister datar.Harika langsung pura-pura tersinggung. “Kenapa, Pak? Karena saya terlalu cantik buat bos Bapak?”“Karena kamu tadi baru bilang mau jualan cilok dan minta aku jadi investor,” jawab Alister cepat, wajahnya tetap datar, tapi mata itu jelas sedang menahan tawa.Harika mendesah dramatis. “Dasar Pak CEO, mana ngerti kode. Padahal saya udah kasih sinyal kelas berat barusan.”Alister menatapnya, matanya menyipit pelan.
Last Updated : 2025-05-26 Read more