Pagi berikutnya, kediaman Smith masih diselimuti suasana kaku. Grace duduk di meja makan dengan wajah dingin. Tangannya sibuk menuang teh, seolah-olah keberadaan Lucas di ruangan itu tidak berarti.“Selamat pagi,” ucap Lucas, berusaha mencairkan suasana.“Pagi,” jawab Grace singkat, tanpa menoleh.Lucas duduk di hadapannya. “Aku memikirkan perkataanmu semalam. Kau benar, aku harus belajar menahan diri.”Grace mengangkat wajah, menatapnya dengan sorot kecewa. “Belajar saja tidak cukup, Lucas. Kau harus mengubah caramu memperlakukan orang lain. Aku, Stefan, atau siapa pun. Kau tak bisa untuk membatasi.”Lucas terdiam, genggamannya pada gelas kopi semakin erat. “Aku tidak berniat menyakiti.""Aku hanya takut kehilanganmu.” Kata Kucas dalam hatiGrace menghela napas. “Justru karena sikapmu itulah, aku merasa semakin jauh darimu.”Ucapan itu menghantam Lucas, membuat dadanya sesak. Dia ingin meraih tangan Grace, namun ditolak halus.“Grace, dengarkan aku”“Aku tidak ingin mendengar alasanm
Last Updated : 2025-08-28 Read more