Semua Bab Surga Semalam: Bab 361 - Bab 369

Di koridor, Windy mendengar Lisa menelpon Priska Sutedja.Awalnya, dia ingin mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun, mereka berbisik begitu pelan sehingga dia tidak bisa mendengar apa-apa.Oleh karena itu, dia berbalik dan pergi. Dia percaya bahwa selama mereka berdua menyembunyikan rahasia mereka, suatu hari, kebenaran akan terungkap.Keesokan harinya, Windy bangun pagi-pagi sekali. Ada syuting hari ini, jadi dia harus menjaga kondisi pikirannya.Kali ini, semua kontestan diberi pakaian olahraga pendek berwarna kuning yang serupa. Pakaian itu tidak terbuka, dan hanya membuat mereka terlihat awet muda.Semua wanita cantik di pantai itu sangat menarik. Setelah itu, tim produksi memfilmkan masing-masing dari mereka secara individual.Belum waktunya bagi Lisa untuk mulai syuting, jadi dia duduk di bawah payung dan beristirahat. Suasana hatinya sedang baik, seolah-olah ketidakbahagiaan kemarin tidak ada.Aldorando sedikit terkejut ketika dia dipanggil.Meskipun Lisa memulai debutnya l

Bibi Rara merapikan dapur dan menerima telepon dari Windy. "Anak-anak, mereka baik-baik saja. Oh, sekarang sudah larut malam. Mereka sudah tidur. Kenapa kamu tidak menelepon lagi besok."Windy kesal saat mendengar ini. Syuting berakhir larut malam hari ini, dan dia hanya berpikir untuk menelepon mereka setelah itu, tetapi ternyata mereka sudah tidur."Oke, aku akan menelepon besok. Aku meninggalkanmu lima juta untuk belanja. Jika tidak cukup, saya akan mentransfer lebih banyak kepada Anda.""Tentu saja cukup. Tapi, aku membelikan banyak bahan makanan mahal supaya mereka semakin gemuk. Jadi, kamu boleh transfer lebih banyak. Aku akan mengaturnya untukmu. Jangan khawatir, aku akan menjaga ketiga anak itu dengan baik. Mereka juga makan dengan sangat baik. Saya membeli, daging sapi, buah-buahan, paha ayam dan udang hari ini. Mereka menikmatinya.""Saya lega mendengarnya. Baiklah. Akan saya transfer 3 juta lagi."Ini adalah pertama kalinya Windy berpisah dengan anak-anaknya begitu lama, ja

"Saya ingin melihatmu." Nada bicara Kevin sangat tenang, seolah-olah mereka sedang melakukan percakapan biasa.Windy berkeringat dingin. Kevin ingin melakukan panggilan video, tetapi dia berada di hotel. Begitu dia melakukan panggilan video, semuanya akan terungkap."Kamu tidak berani melakukannya, kan? Mungkinkah, kamu berbohong? Ingat apa yang kamu katakan terakhir kali!" Nada bicara Kevin setajam pisau.Windy terkejut. "Tidak, saya akan segera memulai videonya." Dia segera berlari ke kamar kecil, menutup telepon, dan melakukan panggilan video.Kevin mengangkat telepon dan mencibir saat melihat wajah menjijikkan dan latar belakang kamar mandi."Saya sedang menggosok gigi. Dengar, aku tidak berbohong padamu, kan?" Windy meneguk seteguk air. Dengan sikat gigi di mulutnya, suaranya teredam.Kevin bersandar di kursinya dan menatap dingin ke arah matanya yang cerah. Dia mengepalkan tinjunya dalam diam."Itu benar. Kamu tidak berbohong." Ekspresinya menjadi rileks dan dia tersenyum dengan

Windy mengaitkan tali baju renangnya, matanya dipenuhi dengan kedinginan. Dia tahu kalau Tian Kirei bersekongkol melawannya, berpikir bahwa dia tidak akan tahu.Lisa terkejut dengan kebencian Windy. Jelas bahwa dia membenci keluarga Sutedja. "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku tidak menyuruh siapa pun untuk bersekongkol melawanmu.""Anda tahu betul apa yang saya katakan," kata Windy dengan suara pelan. Ketika dia melihat seseorang berjalan mendekat, dia melepaskan Lisa dan terus berjalan ke depan.Tidak mau menyerah, Lisa berlari mengejar Windy.Windy berbelok ke koridor dengan cepat.Lisa berlari terlalu cepat dan hampir terjatuh.Lucky menghampiri dan berkata dengan lembut. "Kenapa kamu terburu-buru? Bagaimana jika kamu jatuh?"Lisa meringis kesakitan. Awalnya, dia ingin berkonflik dengan Windy di depan Lucky dan kemudian dengan sengaja jatuh. Namun, Windy mengabaikannya sama sekali, sementara Lucky datang terlambat menyebabkan rencananya gagal."Saya hanya ingin mengejar Win