All Chapters of Surga Semalam: Chapter 421 - Chapter 430

Tatapan Livia kini tertuju pada Windy. "Windy, saat kita syuting sebelumnya, aku pikir aku lah yang paling pintar. Ternyata kamu selama ini menyembunyikan kemampuanmu dan bahkan menemukan kesempatan untuk menyelamatkan cucu perempuan Bayu. Kamu sungguh licik!"Windy mengambil belanjaannya dan mengambil kantong plastiknya. "Seseorang dengan hati yang gelap melihat segala sesuatu dengan gelap. Tidak ada yang bisa meramalkan apa yang terjadi pada anak itu. Aku tidak pernah berpikir untuk menggunakan masalah itu untuk menciptakan sensasi! Aku hanya berniat menolongnya. Itu aja!"Livia tidak percaya sepatah kata pun kata-katanya Windy itu. Saat ini, ponselnya berdering. dia melihatnya, mencibir dan langsung menuju ke atas, menarik Windy ke belakangnya."Lagipula, kita sudah saling kenal cukup lama. Mari berbelanja pakaian bersama. Tuan Muda Fikry mentransfer dua ratus juta kepadaku saat ini sebagai permintaan maaf atas sikap buruknya! Dia menyuruhku berbelanja sepuasnya! Aku yakin sugar da

Terdengar suara ketukan pintu di ruangan CEO ini. Kevin melepaskan bibirnya dari bibir Windy. "Kita seimbang!" Kevin menatap Windy dan tersenyum. Kemudian Kevin membuka pintu ruangannya, Windy pergi sementara Kevin mempersilakan Lius untuk masuk. "CEO, ini semua informasi tentang orang tua angkat Winy. Menurut informasi, Windy meninggalkan keluarga Sutedja pada enam tahun lalu dan tidak pernah menghubungi mereka lagi sejak itu!" Lius meletakkan dokumen-dokumen itu di mejanya Kevin. Kevin bertanya, "Mengapa dia meninggalkan keluarga Sutedja enam tahun yang lalu?" "Aku tidak tahu. Keluarga Sutedja hanya mengumumkan kepada publik bahwa dia hilang!" "Mengerti!" Kevin mengambil dokumen itu. Isinya informasi tentang Windy sejak dia masih kecil. Sejak dari panti asuhan, hingga saat diadopsi Ke

"Ibu akan membelikannya untukmu saat kamu besar nanti. Jika Julia suka, Julia dapat terus memakainya dan menyeretnya kemana-mana. Bagaimanapun, ini uang ayahmu jadi aku tidak merasa sakit hati." jawab Windy."Ibu adalah seorang pemboros!" Julia memutar matanya.Windy meringis dan terdiam. Saat ini, pikirannya dipenuhi dengan kata-kata Livia tadi."Bu, ada apa?" Julius datang dengan penuh kasih sayang. Meski memakai topeng, separuh wajahnya yang terbuka terlihat tampan.Dia yang tertua dn paling paham kalau ada yang sedang dipikirkan ibunya."Ibu sedang memikirkan sesuatu.""Apakah ibu khawatir Ayah akan mengetahui tentang kita?" Julius tidak tega melihat ibunya berpenampilan seperti ini.Sebenarnya, melihat sikap ayahnya yang tidak lagi menyuruh mereka membuka topeng, Julius merasa mungkin mereka sudah terekspos. Hanya saja, Ibu tidak mengetahuinya dan mengira mereka masih berhasil menyembunyikannya dengan baik dari ayah.Julius bisa melihat dari sikap ayahnya saat memandikan dia dan

"Mungkin aku akan mengumumkan hal itu saat ulang tahunku."Margareth mengerinyitkan dahinya. Sesaat kemudian wajahnya menjadi cerah. Dia pikir, Kevin akhirnya akan segera mendapatkan ijin untuk adopsi penuh pada diri Julia, dan Kevin akan mengumumkan hal itu saat ulang tahun Kevin.Setelah mendapatkan kesimpulannya, Margareth berkata, "Baiklah. Ibu pergi. Ibu nantikan kabar baiknya."Kevin tidak berkata apa-apa.Setelah Margareth pergi, Kevin melanjutkan pekerjaannya. Sore harinya, dia pergi menjemput anak itu.DI SEKOLAHWindy terkejut. Karena kali ini, Kevin hanya membawa Julia ke dalam mobilnya. "Aku akan mengantar Julia pulang untuk makan malam bersama Kakek dan Nenek hari ini."Windy tidak senang, tapi dia setuju. Orang tua Kevin sangat menyukai Julia, jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa.Kevin kini memandang Julian dan Julius. "Kalian mau ikut?" Dia bertanya dengan penuh harap..Windy langsung menjadi gugup. Tidak ada pilihan lain bagi Julia, tetapi dia belum siap untuk kehilang

Setelah Direktur Utama pergi, Windy kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Dalam perjalanan, dia bertemu dengan Liany Tiaswibowo di sepanjang koridor."Tunggu, apakah kita pernah bertemu?" Pandangan Liany Tiaswibowo tertuju pada Windy. Wanita itu tampak familier, tetapi dia tidak ingat di mana mereka bertemu.Windy ingat bahwa dia pernah bertemu Liany Tiaswibowo sebelumnya ketika Kevin mengajaknya makan malam di sebuah kamar pribadi restoran Tiongkok."Benarkah? Aku sudah lupa tuh. Mungkin aku punya wajah yang sama dengan orang yang pernah kamu lihat. Tapi, menurutku kita belum pernah bertemu." bohong Windy.Liany Tiaswibowo mengejek. "Apakah maksudmu penglihatanku buruk?" Dia belum pernah melihat pemula yang sombong. Apakah wanita ini tahu berapa banyak klub penggemar yang dia miliki dan seberapa kuat jaringannya?"Aku tidak bermaksud begitu. Anda salah paham.""Tapi menurutku itu yang kamu maksud, apalagi aku tidak terlalu menyukaimu. Sejak pandangan pertama!" Wanita ini bisa meras