Mobil hitam berhenti di depan sebuah penginapan kecil bergaya kolonial yang tersembunyi di balik bukit-bukit teh, jauh dari hiruk pikuk kota.Udara sejuk menyambut begitu pintu dibuka, membawa aroma khas daun basah, kayu tua, dan kabut pagi yang belum sepenuhnya menguap meski waktu sudah menjelang siang.Amara melangkah turun dengan pelan, mengenakan sweater hangat dan flat shoes. Matanya menelusuri pemandangan di sekeliling—kebun teh terbentang luas, pepohonan pinus menjulang dan di kejauhan terdengar suara gemericik sungai kecil yang tersembunyi di antara batu dan semak.Arga turun dari sisi pengemudi, berjalan ke arahnya dan mengambil alih tas kecil dari tangan Amara.“Kita liburan?” Amara bertanya pelan, masih bingung, masih tak percaya.“Bisa dibilang begitu,” jawab Arga, suaranya datar, tapi lembut. “Aku ambil cuti dua hari.”Amara terdiam. Arga dan cuti—dua hal yang sangat jarang ia dengar dalam satu kalimat.“Kenapa?” tanyanya lagi, pelan.Arga menatap wajah Amara yang
Last Updated : 2025-06-12 Read more