Langit mendung menggantung rendah ketika Amara pulang dari sekolah sore itu. Udara terasa lembap, dan gerimis tipis mulai membasahi dedaunan di halaman rumah. Langkah Amara berat, tubuhnya terasa lebih lelah dari biasanya. Kepalanya berdenyut, dan perutnya mual, tapi ia menahan semuanya—seperti biasa.Ia menaruh tasnya di sofa ruang televisi, lalu melangkah ke dapur, hendak merebus air untuk teh. Namun baru beberapa langkah, pandangannya mulai berputar. Suara detak jam dinding terdengar aneh di telinganya, seperti gema di terowongan kosong.“Ah … pusing banget …,” gumamnya, tubuhnya limbung, tangannya berusaha memegang meja dapur—namun gagal.Bruk!Tubuh Amara jatuh ke lantai. Gelas yang ia pegang pecah, air tumpah mengenai lantai dingin. Matanya terpejam, wajahnya pucat seperti kertas.***Arga baru saja membuka pintu rumah ketika matanya langsung menangkap bayangan tubuh Amara tergeletak di lantai dapur.Seperti De javu, dia pernah mengalami ini dulu ketika awal pernikahan me
Terakhir Diperbarui : 2025-05-18 Baca selengkapnya