Semua kepala serempak menoleh. Di ambang pintu yang hangus, di tengah kobaran api yang menjilat-jilat dinding, muncul siluet tinggi, tegap, dan gelap, bayangannya memanjang di lantai yang basah dan retak. Pria itu melangkah masuk, seolah tak peduli pada api yang mengamuk, hujan yang mencambuk, atau kekacauan yang mencengkeram ruangan. Sorot matanya tajam, dingin seperti bilah pisau yang baru diasah, memantau setiap sosok di dalam ruangan dengan ketenangan predator yang tahu kapan harus mencabik mangsanya.Di tangan kanannya, tergenggam erat sebuah gulungan kain tua, penuh dengan pola-pola kuno yang samar—terlalu rumit untuk diuraikan dalam sekejap, terlalu asing untuk langsung dikenali, namun aura yang terpancar darinya begitu kuat, seperti bisikan-bisikan dari masa lalu yang terbangkitkan. Entah peta, entah surat wasiat, atau mungkin sebuah perjanjian berdarah yang telah lama hilang—apapun itu, kehadirann
Last Updated : 2025-06-25 Read more