Di sebuah ruangan dengan pencahayaan redup, Abdiel duduk di kursinya dengan ekspresi penuh ketegangan. Kedua tangannya bertaut, jemarinya mengetuk meja kayu di hadapannya dengan ritme tak beraturan. Di depannya, dua anak buahnya, Reza dan Fajar, berdiri dengan wajah tegang. Mereka sudah tahu jika berita yang akan keduanya sampaikan pasti tidak akan menyenangkan bagi bosnya.Abdiel menatap kedua anak buahnya tajam, rahangnya mengeras. "Jadi?" tanyanya, suaranya rendah namun penuh ancaman.Reza menelan ludah, mencoba merangkai kata yang tepat agar tidak memancing kemarahan Abdiel lebih jauh. "Kami sudah mencoba semua cara, Bos. Menghubungi berbagai vendor pernikahan, mencari tahu dari teman-teman lama Anda, bahkan mendekati orang-orang yang mungkin tahu, tapi ....""Tidak ada yang tahu di mana mereka akan menikah," Fajar menyambung, suaranya lebih pelan.Abdiel mengepalkan tangannya, menahan luapan emosinya. Matanya menatap kosong ke dinding di belakang kedua anak buahnya, otaknya ber
最終更新日 : 2025-05-15 続きを読む