Tepat saat itu, tirai tenda tersibak.“Pagi, Tuan Raeshan…” suara Dokter Bima terdengar canggung, kepalanya sedikit menunduk.Raeshan sudah sigap, berdiri sambil mengenakan kemejanya dengan cepat. Ia tersenyum datar.“Dokter Bima. Ada yang bisa saya bantu?”Bima melirik sekeliling, seolah mencari seseorang. “Maaf, Tuan. Saya pikir Dokter Zahira ada di sini. Tadi pagi belum terlihat di pos medis.”Alis Raeshan terangkat. Ia menatap Bima dalam, lalu berkata datar namun tenang,“Sepertinya Anda salah tenda. Saya belum keluar sejak tadi, jadi belum bertemu siapa pun.”“Oh… begitu.” Bima menunduk cepat, wajahnya memerah. “Maaf, saya kira… kalian berdua…”Ia tak melanjutkan kalimatnya, malah terkekeh canggung dan mengangkat dua tangannya seperti membuat isyarat orang berciuman.Raeshan hanya diam sejenak, lalu tertawa kecil menahan kikuk. Ia melangkah pelan mendekati Bima, menepuk bahunya ringan.“Jangan berpikir yang aneh, Dokter. Fokus saja bekerja dengan baik. Kita semua ingin pulang dal
Last Updated : 2025-10-24 Read more