Beberapa Hari KemudianElina melangkah pelan di antara bunga-bunga krisan dan anggrek merah yang baru mekar. Perutnya kini mulai menonjol.Sekar berjalan di belakangnya, membawa selimut tipis dan kendi air jeruk hangat. Langkah mereka terhenti saat mendengar suara lembut dari arah beranda.“Ah, Elina… rupanya kau suka berjalan pagi juga,” ucap Liora, berdiri anggun dengan gaun putih gading yang menjuntai panjang.Elina membungkuk sopan. “Pagi Permaisuri.”“Oh tidak, tak perlu terlalu formal,” Liora melambaikan tangan, lalu turun dari beranda. Ia berjalan pelan menghampiri Elina, lalu menatap perut Elina seperti sedang memeriksa barang dagangan.“Sudah mulai terlihat ya… Tapi kandunganmu masih terlalu kecil dibanding milikku,” ujarnya sambil tersenyum-senyum yang tak sampai ke mata.Elina hanya diam, tak menanggapi umpan itu.Tiba-tiba, Liora meraih tangan Elina. “Kau tahu, ada posisi di mana janin bisa mendengar suara kita lebih jelas,” katanya manis. “Begini, aku tunjukkan.”Ia tiba-
Terakhir Diperbarui : 2025-06-29 Baca selengkapnya