“Bapak tau ... saya bukan wanita yang mudah dicintai,” lirihnya. “Saya menyimpan terlalu banyak luka, terlalu banyak ketakutan. Saya tidak punya keberanian untuk membuka hati, bahkan pada diri saya sendiri.”Reynand tersenyum, kemudian melangkah satu langkah lebih dekat. “Saya tidak butuh keberanianmu hari ini. Saya hanya ingin kamu tahu bahwa, kamu tidak harus kuat sendirian lagi.”Tangan Reynand terulur, menyentuh ujung jari Jihan dengan pelan. Wanita itu menoleh perlahan, matanya berkaca-kaca.“Kenapa saya?” bisiknya.“Karena kamu adalah rumah yang saya cari sejak lama,” jawab Reynand dengan suara nyaris patah. “Karena saat saya menatapmu, saya tahu, luka kita mungkin berbeda, tapi cara kita mencintai adalah cara yang sama-sama ingin melindungi, bukan menguasai.”Air mata jatuh dari pelupuk Jihan. Tapi ia tak menyekanya. Ia biarkan mengalir begitu saja, sebagai bentuk kejujuran yang tak bisa ia sembunyikan lagi.“Pak, saya tidak tahu harus berkata apa,” ucapnya dengan suara bergeta
Last Updated : 2025-07-15 Read more