Tubuh Lura menegang. Seperti disambar kilat, ia segera menoleh ke arah suara yang menyapanya—datar, tenang, dan cukup familiar untuk membuat kulitnya meremang.Danu.Pria itu sudah berdiri di dekat mejanya, mengenakan setelan mahal dengan potongan sempurna. Tanpa meminta izin, ia menarik kursi dan duduk, tubuhnya sedikit condong ke depan. Tatapannya menelusuri wajah Lura, seperti hendak menemukan sisa-sisa perempuan yang dulu ia kenal, atau mungkin yang pernah ia kuasai. Namun kali ini, ia tidak menemukannya.Dengan suara rendah yang terasa seperti angin malam beracun, Danu berkata pelan, "Kau sangat berubah." Pujian itu meluncur terlalu mudah dari bibirnya, tapi tak ada yang ringan di balik kalimat itu."Semakin cantik... semakin percaya diri," lanjutnya, menatap Lura seakan sedang menuduh. "Dan aku marah… karena perubahan itu bukan karena aku."Lura diam. Ia mengambil gelas di hadapannya, meneguk sedikit air mineral yang terasa hambar di lidah, mencoba menenangkan perutnya yang men
Terakhir Diperbarui : 2025-06-18 Baca selengkapnya