Aula perlahan menjadi sepi ketika para anak buah mundur ke sudut-sudut ruangan, namun mata mereka tetap waspada mengawasi setiap gerakan Peter. Lampu lilin berkedip-kedip menciptakan bayangan yang menari-nari di dinding, membuat suasana semakin dramatis.Peter berhenti sekitar lima meter dari kursi Varela, jarak yang cukup untuk bereaksi jika ada serangan mendadak namun cukup dekat untuk menunjukkan bahwa ia tidak takut."Artefak Batulangit," Varela berkata dengan nada yang lebih serius. "Kau mengambil sesuatu yang sudah dijanjikan kepada orang lain.""Aku membayarnya dengan uang yang sah," Peter membalas dengan senyum tipis. "Kalau ada yang merasa dirugikan, silakan datang ke pelelangan berikutnya dengan dompet yang lebih tebal."Varela bangkit dari kursinya dengan gerakan yang anggun namun mengancam. Tinggi tubuhnya hampir menyamai Peter, namun aura gelap yang memancar darinya membuat ruangan terasa lebih dingin."Uang tidak selalu bisa membeli segalanya, Dokter Peter," Varela berka
Last Updated : 2025-09-27 Read more