Mendengar ucapanku barusan, Gideon seketika tertegun. Tidak ada sedikit pun ekspresi bahagia di wajahnya seperti yang sempat kubayangkan. Di momen itu juga, perasaanku mulai tenggelam dalam kekecewaan.Gideon menolak, "Jemima, menurutku hubungan kita seperti ini sudah cukup baik. Aku jauh lebih tua darimu ...."Aku tak sanggup lagi mendengar kelanjutannya. Aku segera mengangkat tangan dan menutupi mulutnya, lalu pura-pura santai ketika membalas, "Sudahlah, aku cuma bercanda tadi. Aku tahu kok, kamu lebih tua 8 tahun dariku. Aku juga tahu ... kita memang nggak cocok."Saat mengucapkan bagian akhir kalimat itu, suara dalam tenggorokanku tak kuasa mulai tercekat. Gideon menarikku ke dalam pelukannya, lalu menghela napas pelan sambil menimpali, "Kalau saja aku lahir beberapa tahun lebih lambat, mungkin semuanya akan berbeda."Aku menggenggam erat sudut bajunya. Sambil menahan air mata yang hampir jatuh, aku berulang kali berkata dalam hati, 'Lebih tua 8 tahun, lalu kenapa? Gideon, aku ngga
Magbasa pa