Short
Surga Sang Primadona Kampus

Surga Sang Primadona Kampus

Oleh:  EyalaniTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
10Bab
6Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Aku diam-diam mengikuti jejak teman sekamarku, tetapi malah tertangkap oleh seorang tukang bangunan yang bertubuh kekar. Dia langsung menekanku ke atas meja belajar, lalu bertanya sambil menyeringai nakal, "Kamu maunya sama satu kelompok atau cuma aku?" Menghadapi ruangan yang penuh dengan pria-pria kasar itu, aku menangis sambil membuat pilihan. "Aku pilih kamu saja!" Hanya saja saat aku sedang dipermainkan hingga wajahku memerah, tiba-tiba pintu ruangan terbuka ....

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Aku diam-diam mengikuti jejak teman sekamarku, tetapi malah tertangkap oleh seorang tukang bangunan yang bertubuh kekar. Dia langsung menekanku ke atas meja belajar, lalu bertanya sambil menyeringai nakal, "Kamu maunya sama satu kelompok atau cuma aku?"

Menghadapi ruangan yang penuh dengan pria-pria kasar itu, aku menangis sambil membuat pilihan. "Aku pilih kamu saja!"

Hanya saja saat aku sedang dipermainkan hingga wajahku memerah, tiba-tiba pintu ruangan terbuka ....

....

Namaku Jemima Lonardo, seorang mahasiswa di Akademi Tari. Belakangan ini, aku mulai merasa kalau teman sekamarku, Natalia Susilo, agak aneh.

Beberapa kali, Natalia baru pulang ke asrama sekitar pukul 3 atau 4 subuh. Setiap kali pulang, dia selalu terlihat malu-malu dan sedikit canggung.

Kalau orang lain yang mengalami hal seperti ini, mungkin akan merasa khawatir dan bertanya-tanya. Namun karena hubungan kami memang biasa saja, aku pun tidak pernah berniat ikut campur.

Malam itu, aku sedang tidur nyenyak. Namun, aku malah tiba-tiba terbangun oleh suara-suara halus yang terdengar samar. Aku terkejut dan mengangkat kepala, lalu coba mencari tahu suara apa itu. Di sisi ranjang Natalia, tirai ranjangnya memang sudah ditarik rapat.

Hanya saja karena lampu meja di dalamnya dinyalakan, aku bisa dengan jelas melihat bayangan tubuhnya. Bahkan samar-samar, terdengar suara seorang pria yang berbicara dengan nada kasar. Di balik tirai itu, Natalia sedang mengikuti irama kata-katanya dan bergerak dengan sangat antusias.

Melihat pemandangan itu, aku benar-benar terkejut sampai tak bisa berkata apa-apa. Suara napas pria itu serak dan berat ketika bergema di dalam kamar asrama. Aku mendengar dia berkata, "Datanglah ke tempat biasa untuk mencariku ...."

Natalia menjawab manja dengan suara lembut, lalu menyingkap tirai ranjangnya. Aku buru-buru memejamkan mata dan pura-pura masih tertidur.

Natalia sama sekali tidak menyadari kalau aku sebenarnya sudah terbangun. Dengan hanya mengenakan gaun tidur tipis, dia berjalan perlahan keluar dari kamar dengan langkah ringan. Setelah dia pergi, barulah aku membuka mata.

Sepertinya aku akhirnya paham alasan akhir-akhir ini Natalia selalu pulang larut malam sekitar pukul 3 atau 4 subuh. Akan tetapi kampus punya jam malam. Bagaimana mungkin dia bisa keluar kampus sesuka hati?

Rasa penasaran mendorongku untuk diam-diam mengikuti jejaknya. Pada jam-jam seperti ini, semua orang di asrama pasti sudah tidur. Suasana di luar sangat gelap dan sepi. Tidak ada satu orang pun di jalanan.

Aku terus mengikuti Natalia dan melewati beberapa tikungan, sampai akhirnya kami tiba di depan gedung perpustakaan.

Beberapa waktu lalu, perpustakaan memang sedang dalam proses renovasi. Pihak kampus menyewa tim konstruksi untuk melakukan perbaikan.

Orang-orang yang tinggal di sekitar gedung perpustakaan tentu saja hanyalah para tukang bangunan. Mungkinkah pria yang berbicara di telepon dengan Natalia tadi adalah salah satu dari mereka?

Aku pun teringat pada para tukang bangunan yang pernah kulihat siang ini. Mereka semua bertubuh tinggi dan kekar, serta dipenuhi otot-otot kuat. Saat berdiri, mereka terlihat seperti gunung kecil.

Ternyata selama ini Natalia benar-benar "hidup enak". Pantas saja setiap kali pulang larut malam, wajahnya selalu terlihat segar seperti bunga yang baru saja disiram air.

Aku melihat Natalia berjalan masuk ke sebuah bangunan sementara yang tampaknya digunakan sebagai tempat tinggal para pekerja.

Aku sempat ragu sejenak, tetapi akhirnya memutuskan untuk ikut mendekat. Begitu jaraknya sudah dekat, aku bisa melihat jelas ke dalam bangunan itu. Mataku langsung membelalak lebar.

Di dalam sana, ada total empat orang termasuk Natalia. Aku tak kuasa menganga karena terkejut. Yang benar saja. Apakah Natalia tidak takut kelelahan?

Beberapa pria itu terlihat sudah berumur sekitar 30 tahunan. Kulit mereka kecokelatan. Bahkan dari kejauhan pun, aku seolah-olah bisa mencium aroma maskulin yang kuat dari tubuh mereka.

Namun, Natalia justru terlihat seperti sedang berada di surga. Wajahnya penuh ekspresi kenikmatan. Melihat semua ini, wajahku memerah dan mataku mulai berkaca-kaca. Hanya saja, imajinasi liar mulai memenuhi pikiranku. Aku pun tidak bisa mengendalikannya.

Tepat ketika pikiranku melayang, tiba-tiba ada sepasang tangan yang muncul dari belakang dan memeluk tubuhku erat-erat.

Aku terjatuh ke dalam pelukan seseorang yang tubuhnya beraroma tembakau. Aku terkejut dan ketakutan, bahkan ingin berteriak, tetapi mulutku langsung ditutup oleh tangan orang itu.

"Shh! Kamu mau semua orang tahu kamu diam-diam ngintip di sini?" bisiknya di telingaku.

Mendengar itu, aku langsung menggeleng cepat-cepat dan berhenti melawan. Setelah itu, tangan yang menutup mulutku akhirnya perlahan terlepas.

Namun, tangannya yang lain melingkari pinggangku dan mulai bergerak turun. Telapak tangannya mencengkeram dan meremas bagian tubuhku dengan kasar. Rasa nyeri yang samar bercampur dengan sensasi kenikmatan, membuat panas dalam tubuhku makin membuncah.

Aku tidak berani bergerak sedikit pun. Perbedaan kekuatan antara pria dan wanita jelas sekali. Ditambah lagi, aku sama sekali tidak tahu siapa orang di belakangku ini. Kalau ternyata orang itu sangat kejam dan berbahaya, melawan dengan keras justru bisa membuatnya makin marah.

Sikapku yang pasrah seolah memberi dia keberanian untuk bertindak lebih jauh. Meremas dan menggoda dengan tangan saja tampaknya belum cukup baginya.

Tangan besarnya mulai bergerak ke area yang lebih sensitif. Kulit di sekitar sana memang sangat lembut. Saat disentuh oleh tangan pria yang kasar dan penuh kapalan, rasa nikmat yang tak tertahankan langsung menyerangku.

Sepasang kakiku lemas dan aku pun terjatuh ke dalam pelukannya. Jari-jarinya seperti alat yang paling ahli, kadang menusuk dan menggoyang, tetapi kadang memutar dan menggeser. Sensasi yang sulit ditahan membuat tubuhku bergetar hebat.

Pria itu mendekatkan bibirnya ke telingaku, lalu berbisik sambil tersenyum, "Baru segini saja kamu sudah nggak tahan? Padahal nyalimu cukup besar lho berani datang ke lokasi proyek seperti ini."

Sambil berkata demikian, pria itu mendorong punggungku dengan lembut.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status