Aku diam-diam mengikuti jejak teman sekamarku, tetapi malah tertangkap oleh seorang tukang bangunan yang bertubuh kekar. Dia langsung menekanku ke atas meja belajar, lalu bertanya sambil menyeringai nakal, "Kamu maunya sama satu kelompok atau cuma aku?" Menghadapi ruangan yang penuh dengan pria-pria kasar itu, aku menangis sambil membuat pilihan. "Aku pilih kamu saja!" Hanya saja saat aku sedang dipermainkan hingga wajahku memerah, tiba-tiba pintu ruangan terbuka ....
Lihat lebih banyakAku segera dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi darurat. Dokter dan suster sibuk menanganiku sampai larut malam. Baru setelah itu, efek obat bius yang ada di tubuhku perlahan mulai menghilang.Saat aku perlahan membuka mata, yang pertama kulihat adalah wajah Treven yang terlihat sangat lelah. Dia menggenggam tanganku erat-erat, lalu menempelkannya ke bibirnya dan berulang kali mencium jemariku dengan lembut.Treven berujar, "Jemima, akhirnya kamu sadar juga."Aku berusaha memaksa bibirku tersenyum, walaupun seluruh tubuhku masih lemas tak bertenaga akibat pengaruh obat bius.Benny mengelus kepalaku dan berusaha menenangkan, "Kamu tenang saja, Jemima. Ayah nggak akan membiarkan kalian ditindas begitu saja."Selama periode waktu ini, Gideon dan yang lainnya dipaksa berlutut di depan ranjangku dan tidak diizinkan bangun sampai sekarang.Benny memang tipe orang yang sangat protektif. Setelah istrinya meninggal lebih dulu, dia sangat menyayangi Treven, bahkan bisa dibilang secara berlebih
Melihat ekspresi Gideon yang penuh ketakutan sekaligus kemarahan itu, aku akhirnya tidak bisa menahan diri dan tertawa terbahak-bahak. Rasanya, hatiku benar-benar lega. Belum pernah sebelumnya aku merasa sebahagia ini.Dada Gideon naik turun dengan kasar. Matanya merah menyala saat menatapku dengan penuh amarah. Aku menatap balik tanpa rasa takut sedikit pun, bahkan dengan penuh tantangan.Gideon mengumpat pelan, lalu mendadak mengangkat tinjunya tinggi-tinggi seolah ingin memukulku. Namun pada akhirnya, tinjunya tetap tidak berani dijatuhkan. Pria itu tampaknya terpikirkan sesuatu secara tiba-tiba. Dia tertawa pelan selama beberapa saat."Aku mengerti sekarang," ucap Gideon sambil melirikku dengan kepala sedikit miring dan tatapan merendahkan. Dia bertanya, "Jemima, sebenarnya kamu belum bisa melupakanku, 'kan?"Aku sampai terdiam saking terkejutnya mendengar kalimat itu. Seketika, aku tidak tahu harus menjawab apa. Saat berikutnya, tangan Gideon menyelinap masuk ke dalam gaun pestaku
Aku masih sangat muda saat menjalin hubungan dengan Treven dulu. Kala itu karena memang sedikit suka pada Treven, aku pun dengan setengah sadar menerima pernyataan cintanya. Alasan kami berpisah waktu itu sebenarnya juga hanya karena masalah kecil saja.Setelah pernah mengalami sekali putus cinta, Treven jadi lebih berhati-hati saat bersamaku. Dia selalu sangat menjaga sikap dan tak pernah membuatku merasa tidak nyaman. Bahkan tanpa seizinku, dia tidak berani menggenggam tanganku sekali pun.Dalam hati, aku sangat paham ini barulah yang disebut cinta yang sesungguhnya. Hubungan kami kembali terjalin dengan lancar. Aku juga tidak sengaja menyembunyikan apa pun.Tak lama kemudian, Natalia pun mengetahui bahwa aku sudah menjalin hubungan dengan Treven. Hanya saja, dia tidak tahu hubungan antara Treven dan Gideon.Di malam saat Natalia tahu aku punya pacar, dia sengaja melakukan panggilan video dengan Gideon di depan mataku. Aku bisa menebak, dia pasti ingin membuatku cemburu. Namun, tujua
Dalam sekejap, aku merasa seolah-olah jantungku berhenti berdetak. Seluruh tubuhku perlahan-lahan menjadi dingin.Tanganku bergetar hebat. Aku buru-buru menutup mulut dengan tangan dan berusaha menahan suara isak yang nyaris keluar. Namun air mataku tetap saja mengalir, lalu menembus sela-sela jariku dan jatuh ke lantai.Dari dalam kamar, terdengar suara obrolan manja dan candaan mereka berdua."Gideon, kamu nggak bakal nyangka betapa bodohnya Jemima itu. Perawatan yang harga aslinya 22 juta, dia malah bayar 46 juta. Hahaha .... Waktu itu, dia bahkan berpikir sudah dapat harga yang murah. Sungguh seperti orang bodoh. Makanya, dia nurut banget padaku," ujar Natalia.Tanganku mengepal sangat kuat. Kukuku nyaris menusuk masuk ke telapak tanganku sendiri. Jalang ini beraninya menipu uangku!Gideon mengusap lembut puncak kepala Natalia. Tatapannya penuh rasa sayang dan manja ketika bertanya, "Sekarang, kamu sudah puas, 'kan?"Natalia mengangguk penuh semangat. Matanya menyipit ceria karena
Sejujurnya dibandingkan dengan para gadis cantik lain di Akademi Tari yang nyaris semuanya berparas menawan, penampilan Natalia sebenarnya sama sekali tidak menonjol. Namun entah kenapa, pesona Natalia justru luar biasa kuat di antara para pria.Aku pernah mendengar beberapa teman pria membicarakannya. Kata mereka, teknik Natalia di ranjang sangat luar biasa.Hampir semua pria yang pernah berhubungan dengannya selalu sulit melupakannya, bahkan sampai benar-benar terjebak dalam pesonanya. Mereka rela tunduk dan menyerahkan hati pada Natalia begitu saja.Aku diam-diam memikirkan hal itu. Kalau Natalia memang begitu hebat dalam hal seperti ini, seharusnya dia tahu cara membantuku supaya aku bisa kembali "basah" seperti dulu.Kalau masalah yang dikhawatirkan Gideon bisa kuatasi, bukankah semuanya akan beres? Memikirkan hal itu, aku memberanikan diri untuk mengambil sebotol parfum baru yang kubeli kemarin dan belum sempat dibuka, lalu berjalan mendekati ranjang Natalia.Aku pun berbicara, "
Mendengar ucapanku barusan, Gideon seketika tertegun. Tidak ada sedikit pun ekspresi bahagia di wajahnya seperti yang sempat kubayangkan. Di momen itu juga, perasaanku mulai tenggelam dalam kekecewaan.Gideon menolak, "Jemima, menurutku hubungan kita seperti ini sudah cukup baik. Aku jauh lebih tua darimu ...."Aku tak sanggup lagi mendengar kelanjutannya. Aku segera mengangkat tangan dan menutupi mulutnya, lalu pura-pura santai ketika membalas, "Sudahlah, aku cuma bercanda tadi. Aku tahu kok, kamu lebih tua 8 tahun dariku. Aku juga tahu ... kita memang nggak cocok."Saat mengucapkan bagian akhir kalimat itu, suara dalam tenggorokanku tak kuasa mulai tercekat. Gideon menarikku ke dalam pelukannya, lalu menghela napas pelan sambil menimpali, "Kalau saja aku lahir beberapa tahun lebih lambat, mungkin semuanya akan berbeda."Aku menggenggam erat sudut bajunya. Sambil menahan air mata yang hampir jatuh, aku berulang kali berkata dalam hati, 'Lebih tua 8 tahun, lalu kenapa? Gideon, aku ngga
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen