Vincent Johan telah merancang enam puluh enam kali perjalanan untuk melamarku agar bisa bersamaku.Di lamaran ke enam puluh tujuh, akhirnya aku terharu dan menerimanya.Hari pertama setelah nikah, aku siapkan enam puluh enam kartu permintaan maaf.Kami sepakat, setiap kali dia membuatku marah, dia bisa menukarkan satu kartu untuk dimaafkan.Selama enam tahun pernikahan, setiap kali dia membuatku marah karena teman masa kecilnya, dia akan memintaku hapus satu kartu permintaan maaf.Saat kartu keenam puluh empat digunakan, Vincent mulai merasa ada yang aneh padaku.Aku tak lagi mengingatkan dia untuk jaga batasan, juga tak lagi membutuhkannya.Hanya saja, saat dia sekali lagi meninggalkanku demi teman masa kecilnya, aku menahannya dan bertanya, “Kalau kamu pergi menemuinya, apa aku bisa hapus satu kartu permintaan maaf untuk ini?”Langkah Vincent sempat terhenti, dia menatapku dengan tak berdaya.“Kalau kamu mau pakai, ya sudah, toh masih banyak.”Aku mengangguk pelan, menatap punggungny
Read more