Share

66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu
66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu
Author: Caroline

Bab 1

Author: Caroline
Vincent Johan telah merancang enam puluh enam kali perjalanan untuk melamarku agar bisa bersamaku.

Di lamaran ke enam puluh tujuh, akhirnya aku terharu dan menerimanya.

Hari pertama setelah nikah, aku siapkan enam puluh enam kartu permintaan maaf.

Kami sepakat, setiap kali dia membuatku marah, dia bisa menukarkan satu kartu untuk dimaafkan.

Selama enam tahun pernikahan, setiap kali dia membuatku marah karena teman masa kecilnya, dia akan memintaku hapus satu kartu permintaan maaf.

Saat kartu keenam puluh empat digunakan, Vincent mulai merasa ada yang aneh padaku.

Aku tak lagi mengingatkan dia untuk jaga batasan, juga tak lagi membutuhkannya.

Hanya saja, saat dia sekali lagi meninggalkanku demi teman masa kecilnya, aku menahannya dan bertanya, “Kalau kamu pergi menemuinya, apa aku bisa hapus satu kartu permintaan maaf untuk ini?”

Langkah Vincent sempat terhenti, dia menatapku dengan tak berdaya.

“Kalau kamu mau pakai, ya sudah, toh masih banyak.”

Aku mengangguk pelan, menatap punggungnya yang perlahan menjauh dan menghilang.

Dia masih mengira kartu permintaan maaf itu tak akan habis.

Namun, dia tak tahu kartu itu hanya tersisa dua lembar lagi.

Hari ini adalah pesta dari mitra kerja terbesar perusahaan.

Juga hari ketujuh pasca operasi kehamilan ektopikku.

Liora Sina, teman masa kecil Vincent, menjatuhkan kue ke baju pimpinan mitra kerja itu.

Tapi reaksi pertama Vincent justru menanyakan apa Liora baik-baik saja.

Lalu Vincent menoleh ke arahku.

“Elena, minta maaf ke Pak Kevin.”

Aku terkejut dan menatapnya.

Pimpinan tersebut menyeka bajunya yang terkena kue, wajahnya penuh amarah.

“Jadi perusahaan Anda suka lempar tanggung jawab? Yang harusnya minta maaf malah sembunyi.”

Liora memeluk Vincent dengan mata berkaca-kaca, seolah-olah dialah yang tertabrak.

Vincent memeluk Liora dengan erat, menatapku dengan serius.

“Ayo cepat minta maaf! Kenapa diam saja?”

“Bersulang dulu dengan Pak Kevin, gimanapun juga jangan sampai kerja sama jadi hancur!”

Dia lupa aku masih belum pulih dari operasi, dan alkohol sangat dilarang.

Atau mungkin dia memang tak peduli.

Liora menatapku dengan puas, matanya penuh provokasi.

Dia sudah tahu Vincent akan mengorbankanku.

Dia juga tahu Vincent akan selalu melindunginya, tak membiarkan dia disalahkan.

Aku tentu saja tak ingin menanggung kesalahan orang lain, tapi Vincent mendekat ke telingaku dan berbisik, “Satu kartu permintaan maaf.”

Dulu, demi menikahiku, dia merancang enam puluh enam kali perjalanan lamaran, dan aku menikmati enam puluh enam kali perlakuan istimewanya.

Di lamaran keenam puluh tujuh, di hadapan keluarga dan teman-teman, aku menerimanya.

Dia juga berjanji, “Elena, kamu adalah orang yang paling kucintai di dunia ini! Kalau aku mengkhianatimu, biar langit menghukumku ...”

Belum sempat dia selesaikan sumpahnya, aku menutup mulutnya.

Dia berlutut dan bersumpah. Itu sangat menggetarkan hatiku, jadi aku menerimanya.

Aku ingin membalas enam puluh enam kali lamarannya, jadi aku buat enam puluh enam kartu permintaan maaf.

Aku bilang padanya, kalau kartunya habis, aku akan meninggalkannya!

Selama lima tahun pertama pernikahan, Vincent menyimpan semua kartu itu, takut aku akan menggunakannya saat marah.

Hingga saat teman masa kecilnya kembali dari luar negeri, hanya dalam setahun, dia sudah habiskan enam puluh tiga kartu.

Yang ini adalah kartu keenam puluh empat.

Tubuhku yang membungkuk gemetar, menahan sakit di perut, lalu menatap pimpinan itu.

“Pak Kevin, saya sungguh minta maaf atas kejadian ini.”

Pimpinan itu menatapku sejenak, lalu menghela napas, tak jadi marah.

Saat aku membungkuk, kulihat Vincent sedang dengan lembut merapikan rambut Liora.

“Lain kali hati-hati saat jalan, kalau menabrak meja bisa luka.”

“Iya iya, kamu masih sama seperti dulu.”

‘Dulu?’

Luka di perutku makin terasa nyeri, wajahku mulai pucat.

Tahan sedikit lagi.

Dia hanya punya dua kesempatan lagi!

Setelah pesta selesai, aku berjalan di belakang Vincent, hanya ingin cepat pulang.

Namun, dia berdiri di samping Liora, seperti sepasang kekasih yang serasi.

Vincent menoleh, wajahnya dingin.

“Kamu pulang sendiri saja, kaki Liora terkilir, aku harus bawa dia ke dokter dulu.”

Dia seolah lupa aku juga masih terluka, dan menatap Liora penuh perhatian dan kekhawatiran.

Kalau aku yang dulu, mungkin aku akan jelaskan aku juga kesakitan dan minta dia membawaku ke rumah sakit.

Kemudian menangis, bertanya kenapa yang salah bukan aku, tapi aku yang harus minta maaf.

Namun sekarang, aku hanya mengangguk.

“Oke.”

Vincent menghela napas, ekspresinya berubah.

“Elena, kamu hati-hati ya.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 2

    Setelah selesai berbicara, Liora maju dan merangkul lengan Vincent.“Kak Vincent, kaki aku sakit, bisa cepat jalan nggak?”Setelan jas Vincent sedang dipakai oleh Liora, tubuhnya yang lemah setengah bersandar pada tubuh Vincent.Vincent sama sekali tidak memperhatikan aku yang sudah pucat karena rasa sakit. Dia langsung mengangkat Liora dan membawanya masuk ke kursi depan.“Duduk dengan baik, jangan sampai kena bagian yang terluka.”Setelah dia selesai mengatur posisi dan siap untuk pergi, pandangannya baru tertuju padaku yang berdiri di sebelah.“Kami tumbuh bersama, aku hanya anggap dia sebagai adik, kamu pulang saja dulu.”Aku tersenyum.“Iya, adik.”Takut dia mengira aku marah, aku menambahkan lagi.“Kamu sudah gunakan kartu permintaan maaf, jadi aku nggak keberatan.”Vincent tampak ingin berkata sesuatu, tapi dia terdiam sejenak.Liora mendesis, Vincent segera menoleh dan melihatnya.“Kami pergi dulu.”Setelah mengucapkan itu, Vincent langsung pergi dengan mobil.Meninggalkan aku

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 3

    Aku meletakkan semua pakaian di pintu masuk, bersiap untuk langsung membawanya ke laundry, lalu kembali ke kamar.Melihatku masuk, wajah Vincent langsung berseri-seri.“Memang istriku yang paling bisa diandalkan, cepat sekali selesai. Itu gaun kesukaan Liora, kamu harus cuci bersih ya.”Aku mengangguk, lalu bersiap untuk pakai masker wajah.Sambil rebahan di ranjang, aku ambil tablet di samping tempat tidur untuk menonton drama.Vincent juga sibuk dengan ponselnya, jarinya terus mengetik seolah sedang mengirim pesan kepada seseorang.Tiba-tiba muncul notifikasi di tabletnya, dan saat kubuka, ternyata akun WhatsApp Vincent sedang login di situ.[Kak Vincent, kamu benar-benar jago beli barang, aku sudah lama banget nggak makan camilan seenak ini.][Cuma sayangnya di sana ramai banget, kamu pasti repot ya.]Vincent melirik ke arahku, lalu membalas dengan jemarinya yang tak berhenti mengetik.[Baguslah kalau kamu suka. Nanti aku beliin lagi.][Siapa suruh kamu itu adikku!]Balasan dari Lio

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 4

    Aku tidak ingin mengangkat telepon, juga tidak ingin membalas pesan. Aku mengaktifkan mode senyap dan membiarkan layar ponsel berkedip-kedip di sampingku.Hubungan kami, benar-benar sudah berakhir.Di rumah Liora, saat Vincent melihat pesan itu, dia langsung panik.Dia mulai menelepon dan mengirimiku pesan tanpa henti.[Kamu ngomong apa sih? Bukankah ada lebih dari enam puluh kartu permintaan maaf? Bisa nggak kamu jangan ngambek!][Cuma karena aku nggak temenin kamu? Tunggu aku pulang, aku akan jelaskan padamu.][Kenapa nggak angkat telepon? Elena, meski kamu marah, nggak boleh gini!][Angkat telepon! Aku ulang sekali lagi!]Dia tidak percaya aku benar-benar tidak merespons sama sekali. Berkali-kali dia mengirim pesan.Setelah sudah menelepon berapa kali, mengirim berapa banyak pesan, hati Vincent mulai benar-benar gelisah.‘Kenapa bisa gini? Katanya nggak marah. Kenapa nggak mau angkat telepon?’Dia mulai mengingat-ingat, setiap kali aku menyebut soal kartu permintaan maaf, rasanya se

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 5

    Wajah Liora cemberut.“Aku yang buat, aku begadang semalaman untuk selesaikan itu.”Vincent membuka mulut, ingin mengatakan sesuatu, tapi tak tahu harus mulai dari mana.Dialah yang suruh Liora magang di perusahaan, berpikir setelah Liora punya pengalaman, nantinya lebih mudah untuk pindah kerja.Liora menggigit bibir, matanya mulai berair.“Kak Vincent, aku akan perbaiki...”“Kalau bukan karena Elena bilang harus selesai hari ini, aku nggak akan terburu-buru. Mungkin aku memang nggak harusnya kerja di sini.”Selesai bicara, dia memeluk dokumen itu dan hendak pergi.Vincent mengangkat tangan menghentikannya, namun dalam pikirannya justru terlintas wajah lain.Elena tak pernah menunjukkan wajah sedih dan menyedihkan seperti itu. Dia selalu percaya diri.Apapun masalah yang dia hadapi, seberat apa pun, dia selalu bisa cari jalan keluarnya.Bukan malah menangis seperti ini.Setiap kali ada perbedaan pendapat, dia selalu menguraikannya sedikit demi sedikit dan menjelaskan sudut pandangnya

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 6

    Dia tidak pernah menunda pekerjaan. Bahkan saat aku menjalani operasi kehamilan ektopik, aku yang harus izin sendiri dan pergi ke rumah sakit sendirian.Saat itu, Willi kebetulan meneleponnya.“Kerja sama ini mendesak, kamu mau ke mana?”Vincent memarkir mobil di bandara, wajahnya tampak suram.“Elena pergi ke luar negeri.”“Pergi untuk negosiasi kerja sama?” Willi sedikit bingung, tapi dalam hatinya ada firasat yang buruk.“Waktu itu kalian memperingatkanku, apa itu karena sikapku pada Liora? Karena kami berdua nggak punya batasan yang jelas?”Setelah Vincent mengucapkan kalimat itu, dia hanya mendengar suara pelan dari ujung telepon, “Mm.”Tak ada lagi yang perlu dijelaskan. Ternyata hanya dia yang selama ini tidak melihat kenyataan.“Semua salahku. Sejak Liora kembali, aku nggak bisa tahan keinginan untuk merawatnya seperti saat kami kecil dulu. Dia sangat bergantung padaku. Banyak hal hanya bisa dia lakukan jika aku ada di dekatnya.”“Aku harusnya sudah jaga jarak darinya sejak lam

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 7

    Begitu sudah ambil keputusan, aku tidak akan mudah berbalik arah.Setelah itu, selama beberapa waktu, Vincent terus berdiri di bawah gedung menungguku. Tak peduli omongan orang, dia hanya terus memohon agar kami tidak bercerai.Namun, tidak ada gunanya mengatakan ini sekarang.Kalau dia sudah memilih untuk mengkhianati, maka dia juga harus siap menerima akibatnya. Aku sudah memberinya banyak kesempatan.Aku tidak akan pernah memaafkannya.Selama sebulan penuh, Vincent terus menunggu di bawah sana.Setiap kali bertemu, dia akan mengikutiku dari belakang sambil terus mengatakan penyesalannya, memintaku untuk kembali padanya.Dia seperti lalat yang terus mengganggu, dan gara-gara itu, aku tiba-tiba dikenal oleh banyak orang.Rafael juga menyadari kehadiran Vincent, dan dia mencetak banyak salinan surat cerai untukku.Setiap kali Vincent muncul, semua orang yang mengenalnya akan langsung memberinya satu salinan.Profesor tidak ingin masalah ini mengganggu kemajuan tim, tapi Vincent benar-b

Latest chapter

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 7

    Begitu sudah ambil keputusan, aku tidak akan mudah berbalik arah.Setelah itu, selama beberapa waktu, Vincent terus berdiri di bawah gedung menungguku. Tak peduli omongan orang, dia hanya terus memohon agar kami tidak bercerai.Namun, tidak ada gunanya mengatakan ini sekarang.Kalau dia sudah memilih untuk mengkhianati, maka dia juga harus siap menerima akibatnya. Aku sudah memberinya banyak kesempatan.Aku tidak akan pernah memaafkannya.Selama sebulan penuh, Vincent terus menunggu di bawah sana.Setiap kali bertemu, dia akan mengikutiku dari belakang sambil terus mengatakan penyesalannya, memintaku untuk kembali padanya.Dia seperti lalat yang terus mengganggu, dan gara-gara itu, aku tiba-tiba dikenal oleh banyak orang.Rafael juga menyadari kehadiran Vincent, dan dia mencetak banyak salinan surat cerai untukku.Setiap kali Vincent muncul, semua orang yang mengenalnya akan langsung memberinya satu salinan.Profesor tidak ingin masalah ini mengganggu kemajuan tim, tapi Vincent benar-b

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 6

    Dia tidak pernah menunda pekerjaan. Bahkan saat aku menjalani operasi kehamilan ektopik, aku yang harus izin sendiri dan pergi ke rumah sakit sendirian.Saat itu, Willi kebetulan meneleponnya.“Kerja sama ini mendesak, kamu mau ke mana?”Vincent memarkir mobil di bandara, wajahnya tampak suram.“Elena pergi ke luar negeri.”“Pergi untuk negosiasi kerja sama?” Willi sedikit bingung, tapi dalam hatinya ada firasat yang buruk.“Waktu itu kalian memperingatkanku, apa itu karena sikapku pada Liora? Karena kami berdua nggak punya batasan yang jelas?”Setelah Vincent mengucapkan kalimat itu, dia hanya mendengar suara pelan dari ujung telepon, “Mm.”Tak ada lagi yang perlu dijelaskan. Ternyata hanya dia yang selama ini tidak melihat kenyataan.“Semua salahku. Sejak Liora kembali, aku nggak bisa tahan keinginan untuk merawatnya seperti saat kami kecil dulu. Dia sangat bergantung padaku. Banyak hal hanya bisa dia lakukan jika aku ada di dekatnya.”“Aku harusnya sudah jaga jarak darinya sejak lam

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 5

    Wajah Liora cemberut.“Aku yang buat, aku begadang semalaman untuk selesaikan itu.”Vincent membuka mulut, ingin mengatakan sesuatu, tapi tak tahu harus mulai dari mana.Dialah yang suruh Liora magang di perusahaan, berpikir setelah Liora punya pengalaman, nantinya lebih mudah untuk pindah kerja.Liora menggigit bibir, matanya mulai berair.“Kak Vincent, aku akan perbaiki...”“Kalau bukan karena Elena bilang harus selesai hari ini, aku nggak akan terburu-buru. Mungkin aku memang nggak harusnya kerja di sini.”Selesai bicara, dia memeluk dokumen itu dan hendak pergi.Vincent mengangkat tangan menghentikannya, namun dalam pikirannya justru terlintas wajah lain.Elena tak pernah menunjukkan wajah sedih dan menyedihkan seperti itu. Dia selalu percaya diri.Apapun masalah yang dia hadapi, seberat apa pun, dia selalu bisa cari jalan keluarnya.Bukan malah menangis seperti ini.Setiap kali ada perbedaan pendapat, dia selalu menguraikannya sedikit demi sedikit dan menjelaskan sudut pandangnya

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 4

    Aku tidak ingin mengangkat telepon, juga tidak ingin membalas pesan. Aku mengaktifkan mode senyap dan membiarkan layar ponsel berkedip-kedip di sampingku.Hubungan kami, benar-benar sudah berakhir.Di rumah Liora, saat Vincent melihat pesan itu, dia langsung panik.Dia mulai menelepon dan mengirimiku pesan tanpa henti.[Kamu ngomong apa sih? Bukankah ada lebih dari enam puluh kartu permintaan maaf? Bisa nggak kamu jangan ngambek!][Cuma karena aku nggak temenin kamu? Tunggu aku pulang, aku akan jelaskan padamu.][Kenapa nggak angkat telepon? Elena, meski kamu marah, nggak boleh gini!][Angkat telepon! Aku ulang sekali lagi!]Dia tidak percaya aku benar-benar tidak merespons sama sekali. Berkali-kali dia mengirim pesan.Setelah sudah menelepon berapa kali, mengirim berapa banyak pesan, hati Vincent mulai benar-benar gelisah.‘Kenapa bisa gini? Katanya nggak marah. Kenapa nggak mau angkat telepon?’Dia mulai mengingat-ingat, setiap kali aku menyebut soal kartu permintaan maaf, rasanya se

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 3

    Aku meletakkan semua pakaian di pintu masuk, bersiap untuk langsung membawanya ke laundry, lalu kembali ke kamar.Melihatku masuk, wajah Vincent langsung berseri-seri.“Memang istriku yang paling bisa diandalkan, cepat sekali selesai. Itu gaun kesukaan Liora, kamu harus cuci bersih ya.”Aku mengangguk, lalu bersiap untuk pakai masker wajah.Sambil rebahan di ranjang, aku ambil tablet di samping tempat tidur untuk menonton drama.Vincent juga sibuk dengan ponselnya, jarinya terus mengetik seolah sedang mengirim pesan kepada seseorang.Tiba-tiba muncul notifikasi di tabletnya, dan saat kubuka, ternyata akun WhatsApp Vincent sedang login di situ.[Kak Vincent, kamu benar-benar jago beli barang, aku sudah lama banget nggak makan camilan seenak ini.][Cuma sayangnya di sana ramai banget, kamu pasti repot ya.]Vincent melirik ke arahku, lalu membalas dengan jemarinya yang tak berhenti mengetik.[Baguslah kalau kamu suka. Nanti aku beliin lagi.][Siapa suruh kamu itu adikku!]Balasan dari Lio

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 2

    Setelah selesai berbicara, Liora maju dan merangkul lengan Vincent.“Kak Vincent, kaki aku sakit, bisa cepat jalan nggak?”Setelan jas Vincent sedang dipakai oleh Liora, tubuhnya yang lemah setengah bersandar pada tubuh Vincent.Vincent sama sekali tidak memperhatikan aku yang sudah pucat karena rasa sakit. Dia langsung mengangkat Liora dan membawanya masuk ke kursi depan.“Duduk dengan baik, jangan sampai kena bagian yang terluka.”Setelah dia selesai mengatur posisi dan siap untuk pergi, pandangannya baru tertuju padaku yang berdiri di sebelah.“Kami tumbuh bersama, aku hanya anggap dia sebagai adik, kamu pulang saja dulu.”Aku tersenyum.“Iya, adik.”Takut dia mengira aku marah, aku menambahkan lagi.“Kamu sudah gunakan kartu permintaan maaf, jadi aku nggak keberatan.”Vincent tampak ingin berkata sesuatu, tapi dia terdiam sejenak.Liora mendesis, Vincent segera menoleh dan melihatnya.“Kami pergi dulu.”Setelah mengucapkan itu, Vincent langsung pergi dengan mobil.Meninggalkan aku

  • 66 Kali, Aku Tak Lagi Mencintaimu   Bab 1

    Vincent Johan telah merancang enam puluh enam kali perjalanan untuk melamarku agar bisa bersamaku.Di lamaran ke enam puluh tujuh, akhirnya aku terharu dan menerimanya.Hari pertama setelah nikah, aku siapkan enam puluh enam kartu permintaan maaf.Kami sepakat, setiap kali dia membuatku marah, dia bisa menukarkan satu kartu untuk dimaafkan.Selama enam tahun pernikahan, setiap kali dia membuatku marah karena teman masa kecilnya, dia akan memintaku hapus satu kartu permintaan maaf.Saat kartu keenam puluh empat digunakan, Vincent mulai merasa ada yang aneh padaku.Aku tak lagi mengingatkan dia untuk jaga batasan, juga tak lagi membutuhkannya.Hanya saja, saat dia sekali lagi meninggalkanku demi teman masa kecilnya, aku menahannya dan bertanya, “Kalau kamu pergi menemuinya, apa aku bisa hapus satu kartu permintaan maaf untuk ini?”Langkah Vincent sempat terhenti, dia menatapku dengan tak berdaya.“Kalau kamu mau pakai, ya sudah, toh masih banyak.”Aku mengangguk pelan, menatap punggungny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status