Angga cepat-cepat menggelengkan kepala, wajahnya sedikit merona. Dia tahu seharusnya dia tidak perlu merasa malu-malu begini, mengingat sikap Agna padanya memang kadang kala selalu seperti ini, dari dulu dia memang agak sedikit genit jadi harusnya Angga terbiasa meladeninya. Tetapi sialnya, untuk sekarang dia agak kesulitan untuk mengalihkan pandangan. Apalagi saat si wanita montok beranak satu itu berjalan-jalan dengan santai tanpa busana di depan matanya. “Pakai itu dulu untuk menutupi tubuhmu. Aku akan bilang pada resepsionis di meja depan kalau kau ketiduran dan ada yang mengambil bajumu, jadi kau tidak perlu—”“Anghhh… tidak mau begitu, Aang!” seru Agna dengan suara manja khasnya, dia tersenyum dengan cara yang licik sampai Angga bersumpah kalau dia melihat ada telinga rubah menyembul dari rambutnya. “Ayolah Aang, tidak ada yang lebih nikmat dari pada berendam di bawah sinar bulan.”“Agna, apa yang kau—HEI!” teriak Angga lagi panik, tepat saat Agna tiba-tiba saja mendorongnya ke
Last Updated : 2025-08-08 Read more