Marwa sedang melakukan visit pagi rutin di bangsal ketika teriakan panik memecah keheningan. Ia segera berbalik. Dari bed sebelah, kekacauan pecah-Winda Asifa, pasien yang semalam masuk rumah sakit karena menenggak racun serangga, kembali beraksi.Dengan tangan gemetar, Winda memecahkan gelas di samping ranjang, lalu mengacungkan pisau buah ke arah pergelangan tangannya sendiri. Suasana di kamar itu, yang berisi tiga pasien, sontak berubah ricuh."Winda, letakkan pisaunya, ya, Nak?" bujuk ibu Winda dengan suara bergetar, penuh kekhawatiran. Winda, dengan wajah pucat dan mata sembap, menggenggam pisaunya erat-erat. Ia menatap liar ke setiap penjuru kamar sambil terus menggeram. Tangis sedih ibunya, serta tangis ketakutan para pembesuk pasien lainnya, tak menggoyahkan hatinya. Ia hanya ingin mati!"Biarkan aku mati! Aku sudah bosan terus dipermainkan! Semua laki-laki memang biadab!" teriak Winda histeris.Ingatan akan para pria yang menyakitinya membuat amarahnya membara. Atmosfer di r
Terakhir Diperbarui : 2025-05-17 Baca selengkapnya